Borong, Vox NTT-Lebih dari sekali VoxNtt.com, merekam perjalanan Pankrasius Purnama selama di Manggarai Timur (Matim), Flores-NTT.
Pemuda ini sangat “gila”. Naik gunung turun gunung untuk mengunjungi para penyandang disabilitas di kabupaten itu.
Desa Rana Kolong, Tanah Rata, Tanggo, Poco Ranaka, Lamba Leda ia lalui.
Dalam setiap kunjungan itu, pemuda “gila” ini bukanlah pemodal yang menebarkan rupiah melainkan memberikan kasih, penguatan bagi penyandang disabilitas dan keluarga. Dia memberi dirinya dengan segala keterbatasan hidup.
Bahkan Purnama harus meminjam kendaraan roda dua dari para sahabatnya. Tujuannya hanya satu, “merekam” kisah yang dialami oleh para penyandang disabilitas.
“Setiap kali kunjungan saya selalu bilang kepada keluarga mereka (kaum disabilitas) saya tidak janji untuk membantu tetapi saya akan membantu sebisa mungkin semoga Tuhan bisa membantu,” ucap Purnama kepada VoxNtt.com, Sabtu (21/09/2019).
Pemuda “gila” ini tidak peduli apa kata orang. Ia melihat para penyandang disabilitas adalah ciptaan yang serupa dan segambar dengan sang Allah yang harus diperjuangkan. Sprit itulah yang mendorongnya untuk membangun persahabatan dengan mereka yang berkebutuhan khusus.
Ia tak ingin menceritakan apa yang dilakukan itu kepada orang lain, apalagi mempublikasikannya melalui media massa.
Namun beberapa kali VoxNtt.com menganjaknya untuk diwawancarai hingga akhirya pemuda “gila” ini bersedia dan menceritakan semua kisahnya.
Purnama lahir dari sebuah keluarga yang sangat sederhana di Sarong, Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, 11 Mei 1990 silam. Sejak tahun 2003 dia pindah di Borong, Kabupaten Manggarai Timur mengikuti tantanya.
Di suatu kesempatan pun VoxNtt.com pernah mengunjungi rumahnya beberapa waktu lalu. Rumah itu letaknya cukup jauh dari jalan Trans-Flores, namun sejuk nan indah.
Berawal dari Delon
Niat baik pemuda “gila” ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2018 lalu. Namun kala itu, banyak kesibukan sehingga belum sempat mengunjungi para sahabat yang menyandang disabilitas.
“Sejak tahun lalu saya mulai terpanggil untuk berjalan dan mngujungi saudara-saudara yang berkebutuhan khusus, namun tahun lalu itu waktunya belum tepat karena ada berbagai macam hal yang harus lakukan,” ujarnya.
Kendati demikian Purnama tetap berjuang dan berusaha untuk para sahabatnya itu. Ia tak pernah berhenti. Semuanya belum terlambat.
Bulan Mei 2019 lalu, adalah awal dari pria 30 tahun itu untuk memulai berkarya dengan misi melayani sesama.
“Awalnya saya dengan salah satu teman namanya kakak Hendrik Gabu, merasa prihatin dengan salah satu saudara yang cacat namanya Delon di pasar Borong. Waktu itu pun saya merasa ibah dengan bocah itu, kemudian saya dengan salah satu teman wartawan untuk bersilahturami sekaligus mencoba untuk membantu yang kami bisa,” tuturnya.
Rupanya Purnama tidak tahan melihat kondisi Delon. Saat itu hatinya pun mulai tergerak untuk membantu bocah itu.
Dengan segala keterbatasan dia pun berusaha agar Delon mendapatkan kursi roda. Beberapa hari kemudian ia ditelepon oleh seseorang dari Manggarai Barat. Orang itu adalah sahabatnya. Pemilik LSM Ani’s Foundation.
“Puji Tuhan ketika mendengar kabar itu, beberapa hari kemudian tim Ani’s Foundation datang menghantarkan kursi roda untuk Delon. Saat itu saya berpikir dan percaya bahwa ada banyak saudara-saudara penyandang disabilitas yang perlu ditolong atau dibantu sesuai kebutuhan mereka,” kisahnya.
Sejak peristiwa itu, pria “gila” ini pun, banyak menerima telepon oleh orang-orang yang melaporkan anggota keluarga mereka yang disabilitas. Dengan ketulusan hati ia pun langsung mengunjungi dan memastikan apa yang dapat dibantu.
Seusai pulang dari kunjungan itu ia juga berusaha berkomunikasi dan mengetuk hati dari orang-orang yang memiliki rezeki lebih dalam hidup.
“Usaha saya waktu lalu membuahkan hasil, bahkan Bapak Sekda Matim dan Camat Borong menghantarkan sendiri Kursi Roda ke salah satu penyandang disabilitas di Waereca, kita jadinya sangat bngga atas kepedulian mereka,” imbuhnya.
Purnama mengaku saat ini total sementara penyandang disabilitas yang pernah kunjungi sebanyak 28 orang, beberapa di antaranya sudah mendapatkan kursi roda.
Selain aktif di kegiatan sosial ia juga aktif di OMK paroki Borong dan OMK Kevikepan.
Baginya kasih adalah dasar untuk melayani sesama.
“Bahwa kasih bukan apa yang kita bicarakan, tetapi kasih itu apa yang kita lakukan. Karena kasih itu aksi,” katanya.
Saat ini Purnama juga tengah belajar bersama Kelompok Kasih Insani yang peduki Orang dengan Gangguan Jiwa.
Di balik usaha itu pemuda ini juga bermimpi untuk merancang sebuah Forum Peduli Kaum Disabikitas Matim.
“Ini mimpi besar saya ke depan semoga bisa mendapatkan dukungan dari semua pihak,” tukasnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba