Kupang, Vox NTT-Yosef Danur, tokoh masyarakat asal Colol, Desa Ulu Wae, Kecamatan Pocoranaka Timur, Manggarai Timur terpilih menjadi duta konservasi NTT.
Penetapan tersebut tertuang dalam surat keputusan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT, Timbul Batu Bara pada 2 Juli 2019 lalu.
Pengangkatan duta konservasi merujuk pada UU No 5 tahun 1990 pasal 37 di mana mengamanatkan peran masyarakat dalam konservasi sumber daya hayati serta ekosistemnya.
Menurut Timbul, peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat dapat dilakukan lewat penyuluhan dan sosialiasi yang dilakukan duta konservasi.
Dalam menjalankan tugasnya Yosef memiliki peran antara lain:
Pertama, mempromosikan dan mensosialisasikan program konservasi keanekaragaman hayati dan pentingnya upaya konservasi SDA kepada masyarakat.
Kedua, menumbuhkembangkan kesadaran konservasi di lingkungan masyarakat dengan memotivasi dan mengajak masyarakat untuk aktif dalam isu konservasi.
Selain itu, dalam menjalankan tugas, ia berpedoman pada konsep tiga pilar yakni kerja sama antara pemerintah, gereja dan masyarakat.
Konsep tiga pilar sebenarnya pendekatan dialog yang pertama kali diterapakan di Colol beberapa waktu lalu di mana Yosef Danur sendiri menjadi salah satu tokoh kunci dalam penyelesaian sengketa tapal batas.
BACA JUGA: Sejarah, Darah dan Budaya di Balik Secangkir Kopi Pait Colol (Part 1)
Kepada VoxNtt.com, Yosef menyebut keputusan tersebut membawa tanggung jawab yang besar sekaligus menantang dirinya untuk terus menjalin komunikasi dialogis antara masyarakat, pemerintah dan gereja.
“Selama ini forum tiga pilar ini sudah berjalan cukup baik. Kami berharap kerja sama ini akan terus dilakukan ke depan sehingga dapat menyelesaikan sengketa secara dialog tanpa kekerasan,” tuturnya.
Ke depan, ia berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga alam terutama melalui pendekatan budaya.
Dalam budaya orang NTT, jelas Yosef, terdapat banyak kebajikan lokal yang dapat dipakai untuk menjaga hutan dan lingkungan hidup.
“Kebajikan-kebajikan lokal ini harus terus dijaga dan bila perlu direvitalisasi lagi. Nanti saya akan terus membangun diskusi dengan tokoh-tokoh adat serta tokoh muda agar kembali melihat alam sebagai bagian penting dari kehidupan manusia,” tuturnya.
Tak lupa ia mengucap terima kasih kepada Kepala BKSDA NTT dan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem atas kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (VoN).