Ruteng, Vox NTT – Wakil Kapolres Manggarai Kompol Thobias Tamonob meresmikan rumah milik Anas Undik seorang janda asal Kampung Lompong, Desa Golo Lembur, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (19/10/2019).
Kompol Thobias datang dari Mapolres Manggarai Sabtu pagi dan tiba di Kampung Lompong sekitar pukul 12.00 Wita.
Perjalanannya sekitar 64 KM dari Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai menuju Kampung Lompong.
Medan jalan yang banyak terjal dan rusak, tentu saja cukup menantang bagi rombongan Kompol Thobias menuju kampung di Kecamatan Lamba Leda bagian timur itu.
Ia datang bersama anggota Bhabinkamtibmas yang bekerja di sejumlah wilayah dalam kewenangan Polres Manggarai.
Beberapa meter sebelum memasuki rumah Anas Undik, Wakil dari Kapolres Manggarai, AKBP Cliffry Steiny Lapian itu disambut dengan kapok tiba (acara adat penerimaan tamu) oleh para tua adat Kampung Lompong.
Setelah dikalung dengan salendang dan memakai topi khas Manggarai, Kompol Thobias dan rombong kemudian diarak menuju rumah Mama Anas oleh group ronda (tarian adat penerimaan tamu).
Dalam sambutannya, Wakapolres Thobias memberikan apresiasi kepada Polisi Arsy yang telah menginisiasi kegiatan pembangunan rumah tersebut.
Selain itu, mewakili pihak Kepolisian ia mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu dalam proses pembangunan rumah Anas undik.
“Saya apresiasi atas kerja keras dan rasa kepedulian yang luar biasa dari Polisi Arsy terhadap masyarakat miskin. Kepada pastor paroki Benteng Jawa, pemerintah, rekan-rekan pers, warga Kampung Lompong dan semua orang yang telah membantu dengan caranya masing-masing sehingga rumah ini bisa dibangun,” katanya.
Ia berharap gerakan yang dilakukan oleh Polisi Arsy bisa menjadi panutan bagi semua orang untuk memiliki rasa kepedulian terhadap sesama.
“Apa yang dilakukan oleh Polisi Arsy ini sangat luar biasa. Pantas untuk menjadi panutan,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Anas Undik adalah janda miskin yang telah ditinggal suaminya pada tahun 2010 lalu.
Mama Anas memiliki lima orang anak. Buah hatinya terus meratap dalam keterbatasan ekonomi. Ia terus berusaha bangkit bertahan hidup, walau tak henti-hentinya digempur cerita miris kemiskinan.
Dari lima buah hatinya, dua di antaranya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Sementara tiga lainnya sudah putus SD lantaran ketiadaan biaya.
Mirisnya, tak hanya soal kekurangan ekonomi kisah pahit dalam kehidupan Mama Anas. Kondisi rumah wanita berumur 39 tahun itu pun hingga kini memprihatinkan.
Ukurannya sekitar 4×5 meter. Dinding dan atapnya terbuat dari pelupuh bambu. Lantainya tanah. Keluarganya tampak berdesakan saat tidur malam.
Kini impiannya sudah terwujud. Rumahnya sudah menjadi layak huni. Tangisan kebahagiaannya pun turun dari kedua bola matanya.
“Leng keta senang aku, toe manga baen laku coo kut balas dia data latang aku agu sanggen anak daku. Nagji daku kali, teing sehat agu do koe rezeki koes ise sot poli bantu aku (Saya sangat bahagia, saya tidak tahu bagaimana saya bisa membalas semua kebaikan orang yang telah membantu saya dan semua anak-anak saya. Saya hanya berdoa, semua diberikan kesehatan dan rezeki yang berlimpah bagi semua orang yang telah membantu saya),” ungkapnya dalam bahasa daerah Manggarai kepada VoxNtt.com usai acara peresmian rumahnya, Sabtu siang.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba
Baca di sini sebelumnya: Anas Undik: Terima Kasih untuk Semua Pihak