Betun, Vox NTT-Sudah tiga tahun pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 1 Malaka Timur, berjalan kaki demi menempuh pendidikan pada sekolah yang berada cukup jauh dari rumah mereka.
Tiga siswa yang ditemui VoxNtt.com, mengisahkan perjuangan mereka berjalan kaki setiap hari dari tempat tinggalnya di Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka yang berbatasan langsung dengan Republik Demokratik Timor Leste.
Ketiganya adalah Anita, Lutfi dan Ana. Menurut mereka, di desa mereka belum ada SMP. Untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan lebih tinggi mereka harus keluar. SMPN 1 Malaka Timur menjadi pilihan utama, karena aksesnya relatif dekat ketimbang sekolah yang lain.
Jarak dari Wemeda ke SMPN 1 Malaka Timur di Boas (Ibukota) Kecamatan Malaka Timur sekitar 6 kilo meter.
Bagi anak seusia mereka yang berdomisili di perkotaan, jarak 6 km tentu terhitung sangat jauh bila ditempuh dengan berjalan kaki. Tidak bagi Anita, Lufi dan Ana. Jarak bukan penghalang bagi mereka. Sebaliknya motivasi dan cita-cita merubah hidup di masa depan mengalahkan jarak yang ditempuh setap hari.
“Kami su (sudah) tiga tahun jalan kaki ke sekolah. Kadang diantar bapak, tapi lebih banyak kami jalan kaki,” kata Anita.
Mereka bahkan mengaku menikmati setiap perjalanan dari rumah ke sekolah. “Asyik, karena kami jalan ramai-ramai. Banyak kenangan selama jalan kaki ke sekolah dan pulang dari sekolah,” ungkap mereka polos, dengan raut wajah bahagia.
Mereka pun yakin, pendidikan dapat merubah hidup mereka kelak. Hal itu memacu mereka untuk tidak malas berjalan kaki walau jauh. Apalagi, selama tiga tahun berjalan kaki mereka tidak mendapatkan gangguan di jalan.
“Selama ini di jalan tidak ada gangguan. Maka itu kami sangat nyaman dengan jalan kaki. Daripada numpang ojek, mending uangnya kami pakai jajan dan beli buku tambahan belajar,” ujar Lutfy penuh yakin.
Di akhir obrolan, ketiga pelajar ini menitipkan harapannya kepada Pemerintah Kabupaten Malaka agar membangun sekolah di wilayah mereka. “Kami berharap, pemerintah Malaka bisa membuka satu SMP di desa kami, sehingga adik-adik kami tidak lagi jalan kaki seperti kami,” kata Anita berharap.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Boni J