Ruteng, Vox NTT- Pelaku pembuangan bayi di Ruteng berinisial SA (23) resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Manggarai, Selasa (29/10/2019).
Penetapan tersangka mahasiswi Unika St. Paulus Ruteng itu dilakukan setelah proses penyelidikan.
Sebelumnya, Rektor Unika St. Paulus Ruteng Pastor Yohanes Servatius Boy Lon berjanji akan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian terkait proses perkuliahan SA.
“Aturan tetap berjalan terus tapi kebijakan juga berjalan. Bahwa perbuatan itu salah tapi dia ini kan sudah pada semester akhir dan tinggal ujian skripsi. Kami mungkin akan berkoordinasi dengan Polisi kalau bisa dia selesaikan ujiannya, kita tamatkan dia seperti biasa tapi ijazahnya kita tahan sampai semua urusannya selesai,” kata Pastor Jhon kepada wartawan di ruang kerjanya, Sabtu (26/10/2019).
Dia mengaku prihatin dengan kejadian yang menimpa SA.
Menurutnya, selama ini SA diketahui bersifat baik dan tidak terkesan ada masalah. Bahkan aktif mengikuti perkuliahan.
Dalam kesempatan itu, Pastor Jhon juga berjanji akan memberikan pendampingan terhadap SA.
“Kami akui dia memang salah, tapi dari pihak kampus pasti akan melakukan pendampingan, sebab ini pasti bukan atas itensi mau membunuh bayi, tapi ini mungkin langkah yang terpaksa dilakukan karena berbagai situasi yang tidak aman, mungkin karena laki-lakinya tidak bertanggung jawab,” ungkapnya.
Terpisah, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Manggarai Antonius Habun memberikan apresiasi atas respon pihak kampus Unika St. Paulus Ruteng terhadap kasus ini.
Apresiasi disampaikan terutama karena ada upaya pendampingan yang dilakukan oleh pihak kampus terhadap tersangka SA.
“Saya salut respon pihak kampus sekarang, karena mereka betul-betul peduli dengan tersangka,” kata Anton kepada VoxNtt.com, Selasa (29/10/2019).
Kanit Anton juga merespon permintaan pihak kampus agar mengizinkan tersangka menyelesaikan kuliahnya.
Ia mengaku akan berkoordinasi dengan pimpinanya. Namun secara pribadi ia mendukung langkah tersebut.
Sebab, menurut dia tersangka mempunyai hak untuk menyelesaikan kuliahnya.
“Kami sangat mendukung kalau pihak kampus ada rencana seperti itu. Saya akan berkoordinasi dengan pimpinan. Dia juga punya hak untuk itu,” pungkasnya.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba