Betun, Vox NTT- Sanggar Tari Ikatan Mahasiswa Kanokar Liurai Malaka (Itakanrai) Kupang adalah sebuah komunitas seni.
Anggota sanggar tari ini adalah para mahasiswa asal Kabupaten Malaka, khususnya yang berbahasa Dawan R.
Selain sebagai organisasi lokal mahasiswa, Itakanrai juga sebagai pemerhati seni budaya daerah asal Malaka.
Ketua umum Itakanrai Kupang Jho Kapitan mengatakan, sanggar tari itu dibentuk untuk turut mempromosikan budaya lokal Malaka di tingkat Provinsi NTT maupun skala nasional.
” Kita pasang tarif setiap tampil. Tapi harganya bersahabat, mengingat kami hanya ingin mempromosikan budaya khas daerah Malaka,” kata Jho Kapitan kepada VoxNtt.com melalui sambungan telepon seluler, Sabtu (02/11/2019).
Dikatakan, Itakanrai Kupang telah menjadwalkan pada akhir pekan sebagai waktu latihan menari khas daerah Malaka. Itu antara lain tarian Bidu dan Likurai.
Ia mengaku meski baru dibentuk dua bulan lalu, namun eksistensi Itakanrai Kupang hingga kini cukup terkenal.
Para anggotanya kerap diundang dalam berbagai acara yang membutuhkan seni tari khas Malaka di Kota Kupang.
Pada Kamis, 31 Oktober 2019 lalu, misalnya, para penari dari Itakanrai Kupang tampil pada acara peminangan anak dari Paulus Un Lala, salah seorang pembina komunitas itu.
Saat itu, mereka menampilkan tarian Likurai khas Malaka.
Tak hanya itu, keesokannya Jumat, 01 November 2019, para penari Itakanrai tampil dalam acara resepsi pernikahan Abba dan An, di Granda Mutiara Kupang. Mereka membawakan tarian Bidu.
Jho Kapitan pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota sanggar yang sudah dengan caranya masing-masing menyukseskan beberapa rangkaian kegiatan.
Terpisah, Pembina Itakanrai Kupang Paulus Un Lala mengucapkan terima kasih sekaligus apresiasi kepada anak-anak binaannya. Itu karena sudah mempersembahkan yang terbaik untuk masyarakat.
” Wajib kita dukung dan suport adik-adik ini untuk dikembangkan lagi seni tari khas Malaka yang sangat bernilai ini,” ucap Paulus.
Ke depan, ia berjanji akan terus bersama anggota Itakanrai Kupang agar semakin berkembang.
”Terima kasih juga saya sampaikan karena mereka sudah cukup menghibur kami dalam acara peminangan anak saya dan sekaligus resepsinya kemarin,” ujar dosen Faperta Undana Kupang ini.
Sementara itu, pelatih tarian Natalia menuturkan demi keabsahan sanggar tari ini, pihaknya akan berupaya mendaftarkannya dalam waktu dekat di notaris.
“Kami akan berupaya dalam waktu yang singkat agar sanggar tari dilindungi oleh hukum dan diakui keberadaannya di Dinas Kebudayaan Provinsi,” kata Natalia.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba