Labuan Bajo, Vox NTT- Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) da Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) untuk pertama kalinya mengambil bagian dalam perhelatan bergengsi World Travel Market (WTM) ke-40 di London, Inggris.
WTM yang akan berlangsung 4-6 November tersebut merupakan pameran industri perjalanan pariwisata yang diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya di London, Inggris.
WTM dijadikan Pemerintah Provinsi NTT dan BOPLBF, sebagai sarana untuk menyediakan informasi sekaligus ajang promosi pariwisata Labuan Bajo dan Flores pada dunia.
Dalam acara tersebut Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, hewan Komodo tetap menjadi branding utama pariwisata NTT di ajang WTM London 2019.
Keberadaan Komodo sebagai hewan endemik dunia selama ini selalu menjadi daya tarik utama bagi pariwisata NTT untuk mendatangkan wisatawan, baik lokal, domestik maupun mancanegara dan memberi pesona tersendiri dengan latar belakang habitat alamnya yang orisinil.
“Ini sekaligus menjadi momentum kita untuk menjelaskan kepada dunia bahwa Pulau Komodo di Taman Nasional Komodo tetap dibuka untuk wisatawan tahun 2020, lalu ada Pulau Rinca yang juga telah disiapkan Pemerintah Pusat sebagai atraksi melihat Komodo. Ke depan, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat akan lakukan pengaturan dan pengelolaan secara bersama untuk memastikan keberlangsungan dari Taman Nasional Komodo secara keseluruhan yang merupakan situs warisan dunia,” tegas Viktor dalam rilis yang diterima VoxNtt.com, dari Divisi Komunikasi Publik BOPLBF, Selasa (05/11/2019).
Ia mengatakan, NTT sebagai ‘Ring of Beauty‘ menawarkan beragam pengalaman terbaik mulai dari Taman Nasional Komodo dengan kehidupan purbanya.
Kepulauan Alor dengan kecantikan alam laut dan budayanya.
Liang Bua dengan Homo Floresiensis sebagai penggalan penting dari sejarah umat manusia.
Sumba dengan savana dan kampung adatnya.
Sabu dengan tebing warna-warni dan Timor dengan berbagai keragaman etnis dan kearifan lokal yang mengagumkan.
Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen untuk mendorong sektor pariwisata dengan menyiapkan atraksi, aksesibilitas, dan amenitas bagi wisatawan berbagai belahan dunia
“Tentunya, Labuan Bajo ini memang destinasi populer khususnya karena keberadaan Komodo dan Pink Beach. Presiden Jokowi sendiri sudah menyatakan rencananya menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium. Ini menjadi semangat kami bersama-sama turut serta dalam ajang WTM London 2019,” ucap Viktor.
Sementara Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, mengungkapkan WTM London 2019 merupakan salah satu ajang yang sangat potensial bagi pariwisata di Labuan Bajo dan FLores.
Ia beralasan ajang tersebut bisa menjadi tempat bagi calon wisatawan untuk mengenal lebih dekat potensi wisata yang ada di Labuan Bajo.
Dia berharap usai pergelaran WTM ini, jumlah wisatawan yang datang ke Labuan Bajo bisa meningkat dan membawa nama NTT, serta Indonesia agar lebih dikenal dunia.
“WTM London ini menjadi salah satu momentum kita untuk bisa makin memperkenalkan lebih lagi pariwisata kita, khususnya NTT, karena selain Labuan Bajo dan Flores, NTT secara keseluruhan sangat potensial pariwisata, seperti Sumba dan Daratan Timor. Karena bicara pariwisata ini kan kita tidak hanya bicara soal atraksi alam, tetapi juga budaya dan manusianya. Semoga melalui WTM London tahun ini pariwisata NTT makin dikenal dunia dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTT,” ujar Shana.
BOPLBF sendiri menjadi satu dari lima destinasi super prioritas di Indonesia yang diajak berpartisipasi oleh Kementerian Pariwisata selain Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (NTB) dan Likupang (Sulawesi Utara).
Lima destinasi super prioritas dibentuk berdasarkan keunggulan dan kesiapan beberapa aspek terutama aksesibilitas, amenitas dan atraksi.
NTT sendiri belum lama ini ditempatkan sebagai destinasi terbaik untuk dikunjungi tahun 2020 oleh Lonely Planet.
Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri karena merupakan bentuk penghargaan seiring dengan telah ditetapkannya Labuan Bajo Flores sebagai 1 dari 5 destinasi super prioritas.
Shana menambahkan, Badan Pusat Statistik mencatat setidaknya ada 2 juta pengunjung yang datang dari Eropa ke Indonesia tahun 2018, dengan Bali sebagai tujuan wisata utama.
Walau demikian, data statistik juga menyebutkan kunjungan wisatawan mulai bergerak ke destinasi wisata lain di Indonesia.
Untuk pasar wisatawan Inggris angka kunjungan mencapai 391,820 kunjungan tahun 2018 atau bertambah 3,62% dari tahun 2017 yang hanya berjumlah 378,131 pengunjung.
Dan di tahun 2019 kami optimistis kunjungan wisatawan khusus dari Inggris saja bisa mengalami peningkatan hinya 487,800 pengunjung.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Pada WTM London tahun 2018 lalu, Indonesia dianugerahi penghargaan sebagai 10 destinasi terbaik 2019 oleh Lonely Planet.
Pertumbuhan pariwisata Indonesia saat ini termasuk 9 yang tercepat di dunia dan di Asia Selatan.
Angka pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 12,58% di tahun 2018.
Selain itu, indeks persaingan pariwisata Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat ke-70 di tahun 2013 dan tahun 2019 ini naik ke peringkat 40.
Pariwisata Indonesia saat ini ditetapkan sebagai sektor unggulan dan berkontribusi besar terhadap peningkatan devisa bagi perekonomian negara.
Kontribusi pariwisata Indonesia terhadap perekonomian negara mencapai USD 16 juta dan dipastikan akan mengalami peningkatan hingga sebesar USD 24 juta melebihi pendapatan di sektor migas.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba