Betun, Vox NTT -Tempat tinggal Miguel Noronha yang jauh dari kata layak mendapat respon positif dari Kades Wehali-Malaka, Robi Tei Seran.
Menurut Robi, saat ini keluarga Miguel masih terkendala status kependudukan dan kepemilikan tanah yang mereka tempati sehingga kesulitan mengakses bantuan pemerintah.
Robi kepada media ini mengungkapkan, apabila Miguel mempunyai lahan yang pasti, pihaknya akan siap membantu.
“Warga setempat belum melaporkan diri di pemerintahan desa dan Miguel belum memiliki lahan untuk salah satu persyaratan menerima bantuan rumah,” jelas Robi.
Kades Robi juga mengatakan sinyal bantuan itu sudah ada karena pemerintah desa Wehali punya program perumahan layak huni. Namun persyaratannya harus punya status kependudukan dan lahan yang jelas.
“Status kependudukan Miguel belum jelas karena belum terdata di pemerintahan desa Wehali. Harusnya dia melaporkan keberadaannya, di Rt/Rw setempat lalu ke pemerintah desa, sehingga kita bisa membantunya,” pungkas Robi.
Ke depan, Kades Robi berniat membantu keluarga Miguel agar punya status kependudukan dan lahan yang jelas.
“Saya secara pribadi akan siap membantu keluarga Miguel untuk menemukan solusi terbaik” tutur Kades Robi di kediamannya, Selasa, 6 November 2019.
Dukungan bantuan juga datang dari kepala dusun Wemalae, Yunus Bau Hani. Yunus akan mendata identitas keluarga Miguel sehingga masuk dalam administrasi kepemerintahan.
“Kita akan mendata keluarga Miguek. Sehingga ke depan bisa mendapat bantuan, ” kata Yunus Bau Hani.
Kondisi keluarga Miguel memang sangat memprihatinkan. Mereka hidup dalam gubuk reyot bersama istri dan 7 anaknya yang masih usia anak dan balita.
“Saya belum mempunyai lahan sendiri untuk ditempati. Tanah ini milik Dinas Kehutanan Provinsi NTT,” kata Miguel sambil menunjukkan lahan di sekitarnya yang adalah milik Dinas Kehutanan Prilovinsi.
Dulunya Miguel adalah seoarng petani biasa di kampung halamannya, Bobonaro. Awal tahun 90-an beliau mulai ikut membantu TNI menyisir hutan-hutan Timor Leste.
Kala itu ia berperan penting sebagai pemandu jalan di hutan rimba Timor Leste. Istilah dalam dunia militer dinamakan TBO (Tenaga Bantu Operasi).
TBO inilah yang membantu militer Indonesia selama beroperasi di sana. Selain membantu operasi Militer, TBO juga dilatih bergerilya di hutan, dengan maksud jika terjadi situasi mendesak, mereka bisa mengangkat senjata membela NKRI.
Miguel saat itu cukup aktif membantu dan sering mendapat latihan tembak dan latihan teknik dasar perang dari TNI.
Alhasil sampai hari ini, jiwa korsa dan semangatnya terus bergelora meski usianya dirundung senja.
Penulis : Frido Umrisu Raebesi