Labuan Bajo, Vox NTT-SaySe’i Restaurant kini menjadi salah satu wisata kuliner baru di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
Restaurant yang terletak di Cowang Dereng, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo itu menyuguhkan Sei Babi sebagai menu utama bagi wisatawan maupun warga setempat.
Sei sendiri berasal dari bahasa Rote yang artinya daging yang diiris tipis. Berawal dari makanan khas suku Rote, kini daging Sei menjadi salah satu ikon kuliner NTT yang sudah terkenal di level nasional bahkan dunia.
Kehadiran Labuan Bajo sebagai bagian dari 10 Bali baru di Indonesia semakin memantapkan kuliner-kuliner lokal NTT untuk mendunia, termasuk Sei Babi.
“Labuan Bajo inikan salah satu dari 10 destinasi yang Indonesia punya, Labuan Bajo menempati urutan pertama, rangking pertama, jadi kita jadi kita bayangkan ke depannya ini akan banyak wisatawan yang datang. Kita menangkap peluang tersebut untuk mempromosikan kuliner khas NTT,” tutur Maria G. Ernawati Harman, pemilik SaySe’i Restaurant saat ditemui VoxNtt.com, Selasa (5/10/2019).
Niat untuk membuka Resto Sei Babi pertama kali muncul saat istri dari anggota DPR RI, Benny K Harman ini mengikuti penerbangan internasional ke Labuan Bajo.
Ibu Erna, demikian disapa mengaku sering berbincang-bincang dengan wisatawan luar negeri setiap kali penerbangan dan menanyakan makanan kesukaan mereka.
“Semua mereka suka mencicicipi makanan khas lokal,” tuturnya.
Menangkap peluang tersebut, ia bersama keluarga akhirnya memutuskan membuka depot Sei Babi di Labuan Bajo.
“Ya kita buatlah Se’i Babi ini. Kita awalnya kita masih berpikir Se’i Babi ko ekslusif sekali. Tapi komunitas kita di sini kan mayoritas makan babi. Akhirnya kita putuskan di Labuan Bajo kita bikin Se’i Babi,” kisahnya.
Daftar Menu
Ibu Erna menyebut, restaurant tersebut hanya mengolah daging babi menjadi beberapa beberapa menu khas lokal. Bagian yang diolah tersebut adalah daging, kulit, rusuk dan darah babi.
Di samping itu juga ada sup asam-asam, sup berenibo, sup kulit kembang tahu, darah dalam bambu yang dibakar, dan babi kecap. Sedangkan sayur yang disuguhkan adalah daun singkong dan bunga pepaya.
Soal harga, lanjut Ibu Erna, relatif terjangkau sesuai pasaran Sei di NTT.
Harga se’i babi sekilo yakni Rp.225.000, sementara sub-subnya seharga Rp. 20.000.
Sei Babi juga disajikan per porsi. Satu porsi seharga Rp.35.000.
Keunggulan
Selain aroma dan bumbu yang khas, Ibu Erna menjelaskan, keunggulan Restaurant SaySe’i adalah tempatnya.
“Tempatnya sangat luas kemudian adem, jadi bisa digunakan untuk orang duduk-duduk, di mana saja bisa,” tuturnya.
Selain itu, peracik Se’i berasal dari Ba’un, salah satu pusat Se’i yang ada di Kupang.
“Itu resep turun-turun mereka dan memang rasanya dan aromanya khas” kata Erna.
Keunikan lain, wisatawan atau warga lokal bisa langsung melihat proses pembuatan Sei.
“Wisatawan bisa lihat proses pembakaran Se’i Babi dari awal sampai disajikan. Kemudian kita masih menggunakan resep-resep yang kuno, resep yang tradisonal yang tidak ada banyak-banyak bumbu dan penyedap dan lain-lain. Kita masih asli,” sambung Ibu Erna.
Ramai Dikunjungi
Meski belum resmi diluncurkan, depot Sei babi ini ramai dikunjungi tamu, baik lokal mapun internasional.
Ibu Erna menyebut, masih banyak hal yang perlu dibenahi sebelum resmi diluncurkan pada Desember mendatang.
“Taman serta rumah yang akan dijadikan tempat souvenir belum rampung. Tapi sampai saat ini sudah banyak yang datang, mereka bilang rumah makan ini mereka lihat dari Facebook dan dari mulut ke mulut. Tapi meskipun belum buka secara resmi, kita sudah mulai menjual,” tuturnya.
Soal suplai babi juga jangan diragukan. Babi-babi yang diolah di sini, diternak sendiri dan dijamin kesehatan maupun kebersihannya.
Ke depan Depo Sei babi ini akan melayani kebutuhan konsumen baik di tempat maupun antaran.
“Tapi dipesan memang 2-3 jam sebelumnya agar Se’inya tetap panas,” kata Ibu erna.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati langsung di tempat, jangan risau dengan waktu karena sembari menunggu sajian utama, SaySe’i juga menghidangkan kripik kulit Babi sebagai cemilan dan Es Kelapa yang terbuat dari gula Kolang-Manggarai.
Selamat mencoba!
Penulis: Sello Jome
Editor: Irvan K