Atambua, Vox NTT- Pendidikan kelas awal adalah kunci terciptanya kualitas pendidikan.
Sebab, semua jenjang pendidikan yang lebih tinggi diawali dari pendidikan dasar terutama pendidikan kelas awal.
Di kelas awal peserta didik dikenalkan dengan kemampuan literasi yang meliputi pengetahuan membaca, menulis dan berhitung.
Karena itu, proses belajar pada pendidikan awal harus benar-benar diperhatikan terutama kemampuan literasi anak-anak peserta didik.
Menyadari akan pentingnya literasi bagi anak-anak di perbatasan RI-RDTL, Yayasan Sayangi Tunas Cilik sebagai partner Save the Children terus melakukan upaya membangun kesadaran dan pengetahuan anak-anak dan masyarakat Kabupaten Belu melalui program Ceria 2.
Melalui program Ceria 2, Save the Children bersama masyarakat pedesaan di Belu telah melakukan banyak kegiatan yang fokus pada isu anak seperti pendampingan PAUD, penyediaan dan pendampingan rumah baca dan juga melakukan berbagai kegiatan guna menanamkan dan memumbuhkan kemampuan literasi pada anak-anak sebagai generasi penerus.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah festival literasi.
Demikian penjelasan Ferdinand Riwu selaku Project Officer Ceria 2, dalam kegiatan penutupan festival literasi di Atambua, Jumat (08/11/2019).
Festival literasi di Kabupaten Belu dilaksanakan sejak 30 Oktober 2019, dimana banyak kegiatan dan lomba yang diselenggarakan baik bagi anak-anak, guru maupun orangtua.
Diharapkan, dengan pelaksanaan festival dan lomba yang melibatkan orangtua dan guru, dapat meningkatkan kemampuan guru, serta meningkatkan partisipasi orang dewasa dalam mendukung kemampuan literasi yang lebih baik untuk pemenuhan hak anak.
Selain itu, melalui festival literasi anak-anak diberi kesempatan untuk berekspresi dan menyuarakan hak-hak mereka.
Karena kemampuan literasi sangat penting bagi anak-anak, orangtua, dan guru. Save the Children sendiri berharap agar pemerintah daerah terus melakukan pendampingan agar program literasi dapat terus berjalan apabila program Ceria 2 berakhir nanti.
“Karena program ini akan berakhir tahun depan, kami minta dukungan pemerintah daerah untuk memberikan dukungan agar program-program yang sudah kami gagas selama enam tahun dapat dilanjutkan, sehingga kemampuan literasi anak-anak terus diasah dengan memanfaatkan pos baca yang selama ini sudah berjalan,” ujar Ferdinand.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Belu Sipri Temu, yang hadir dalam talks show penutupan festival literasi mengungkapkan, literasi adalah kemampuan pribadi dalam hal membaca, menulis dan berhitung.
Diakuinya literasi bisa berjalan baik apabila mendapat dukungan serta kerja sama antara guru, orangtua dan lingkungan.
“Dari sisi kebijakan, kami sebagai lembaga siap memberikan dukungan dalam hal kebijakan baik regulasi maupun anggaran. Kami segera diskusi dengan dinas rerkait untuk peningkatan anggaran, pemerataan tenaga guru serta pengadaan buku-buku baca,” kata Sipri.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Ardy Abba