Maumere, Vox NTT- Warga Dusun Glak, Desa Hale, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka merasa ‘dihindari’ para pejabat karena buruknya akses jalan.
Salah satu yang disebut-sebut warga adalah para wakil rakyat. Menurut mereka wakil rakyat hanya mendatangi Glak saat musim kampanye.
“Anggota DPRD hanya datang saat masa kampanye. Setelah itu hilang,” terang Petrus Plain Nenang, tokoh muda Glak kepada VoxNtt.com di Kantor Bupati Sikka, Kamis (07/11/2019) lalu.
Tidak hanya itu, mereka mencatat sampai dengan saat ini, Camat Mapitara baru dua kali berkunjung ke Glak.
“Kalau aparat desa ke Glak itu hanya kalau ada proyek Dana Desa,” tambah Petrus.
Warga lainnya, Maximus Nong Tony mengungkap kondisi jalan yang buruk telah memakan korban.
Beberapa waktu lalu terjadi kecelakaan truk yang mengangkut material proyek Dana Desa di jalan menuju Glak. Salah seorang pemuda mengalami patah tulang.
“Ada ibu hamil yang mau melahirkan akhirnya melahirkan di jalan. Ada orang sakit mau di bawa ke rumah sakit tidak bisa. Pernah ada anak-anak yang terserang diare akhirnya meninggal karena tidak bisa dibawa ke rumah sakit,” terangnya.
Sementara itu, anggota DPRD Sikka Stef Sumandi membantah tudingan tersebut.
Politisi muda PDIP yang berasal dari Kecamatan Mapitara itu mengaku, dirinya terus memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Saya orang yang paling getol bicara tentang Glak di DPRD sampai sering disindir oleh Ketua DPRD Pak Rafael Raga ketika setiap kali saya minta bicara selalu saja beliau bilang pasti bicara tentang Glak,” ungkap Stef kepada VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (9/11/2019) lalu.
Selama menjadi wakil rakyat periode pertama yakni 2014-2019, Stef menyebut telah dua kali melakukan reses di Glak.
“Hasil dari kunjungan itu, saya minta dibangunlah Poskesdes Glak dan Jembatan Waiara. Mengapa dana Rp 6 miliar itu dibangun jembatan bukan jalan? Karena waktu itu kalau musim hujan masyarakat sulit menyeberangi sungai Waiara,” tambah Stef.
Ia mengatakan, jalan ke Glak seharusnya sudah dibangun dengan anggaran Rp 7 miliar. Akan tetapi, dana tersebut termasuk dalam dana Rp 49,6 miliar yang dibatalkan oleh pemerintah pusat.
“Ke depan pemerintah harus bangun fasilitas jalan, listrik dan air untuk warga Glak. Jalan ke Glak itu dibuka pada jaman bupati Alex Idong sampai hari ini belum dirabat atau aspal,” tegas Stef Sumandi.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Ardy Abba