Atambua, Vox NTT-Keamanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah perbatasan RI-RDTL merupakan tanggung jawab bersama.
Tanggung jawab itu yani seluruh elemen baik pemerintah, TNI, Polri, intansi terkait, serta seluruh masyarakat. Itu terutama yang berada di wilayah perbatasan RI-RDTL.
Komandan Kodim 1605 Belu Letkol Inf. Ari Dwi Nugroho, Rabu (27/11/2019), menyatakan, hal tersebut perlu menjadi perhatian bersama karena perbatasan negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara.
Perhatian dan pendekatan penanganan, kata dia, perlu dilakukan secara khusus terutama pada aspek keamanan karena wilayah perbatasan merupakan kawasan khusus.
Nugroho menjelaskan, daerah perbatasan merupakan wilayah pembinaan yang luas karena penyebaran penduduk yang tidak merata.
Rentang kendali pemerintah, pengawasan, dan pembinaan teritorial pun sulit dilaksanakan dengan mantap dan efisien.
Namun apapun kondisinya, menurut Nugroho seluruh bentuk kegiatan di daerah perbatasan harus dikelola dengan baik. Sehingga tidak berdampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan di tingkat regional maupun internasional baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ia mengatakan, permasalahan yang sering terjadi di perbatasan RI-RDTL, khususnya di Kabupaten Belu yakni hilangnya pilar batas negara, penyelundupan barang dan jasa, pelintas batas illegal dan bahkan belum lama ini publik digegerkan dengan upaya penyelundupan narkoba yang dilakukan melalui PLBN Motaain.
Untuk itu, ajak Letkol Nugrogo, perlu adanya kerja sama yang terpadu antara instansi terkait dalam penangan masalah perbatasan.
Kerja sama itu penting dilakukan demi terciptanya dukungan yang memadai dari semua elemen.
Untuk diketahui, Kodim 1605 Belu bersama LPMTI Belu akan mengadakan seminar sehari guna mengajak dan menyamakan persepsi semua elemen agar terlibat aktif dalam menjaga keamaman dan kedaulatan NKRI di perbatasan RI-RDTL.
Seminar sehari akan diselenggarakan pada Kamis (28/11/209) yang melibatkan berbagai unsur seperti TNI, Polri, pelajar, politisi bahkan awak media di Kabupaten Belu.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Ardy Abba