Ruteng, Vox NTT – Kabar tak sedap muncul saat Bupati Manggarai Deno Kamelus meresmikan program hibah air minum untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kampung Malip, Desa Lenda, Kecamatan Cibal, Rabu, 04 Desember 2019 lalu.
Pasalnya, air yang mengalir pada kran yang digunakan untuk peresmian secara simbolik oleh Bupati Deno bersumber dari mobil tangki milik Perumda Air Minum Tirta Komodo.
Baca: Saat Peresmian di Cibal Barat, Air Diduga Bersumber dari Mobil Tangki
Romana Iju (60), warga Kampung Malip mengaku melihat langsung air disambung dari mobil tangki air saat peresmian tersebut.
Pengakuan Romana ini menyusul adanya video yang beredar di akun Youtube Ruteng Flores berjudul “Tuduhan Rekayasa Peresmian Program Air Minum di Cibal Barat Ternyata Tidak Berdasar! Simak Disini” Rabu (11/12/2019).
Dalam video tersebut, warga Kampung Malip lain Antonius Udy menjelaskan fakta yang disaksikan bersama bahwa memang pada hari peresmian itu ada dua mobil tangki.
“Adanya rekayasa karena dua minggu H-14 itu air tidak jalan kemudian pada saat hari H mobil tangki dua, bahwa besar dia punya analisa bahwa memang ini adalah sebuah rekayasa,” ungkapnya.
Keterangan Antonius kemudian dibantah oleh salah satu petugas Teknis Perumda Air Minum Tirta Komodo Aleks Beso.
“Sebenarnya itu bukan rekayasa, itu namanya antisipasi. Kalau rekayasa itu lain ceritanya. Mungkin dibilang ini kami juga bicara rekayasa, tapi memang masyarakat lihat juga kami kerja disini bahkan sampai malam besoknya kami tidak tidur,” ungkapnya dalam Video tersebut.
Bantahan Aleks kemudian direspon oleh Romana Iju (60), yang rumahnya dekat dengan lokasi parkir mobil tangki air saat peresmian.
Ia mengaku melihat langsung petugas PDAM yakni Aleks Baso memotong pipa penyalur. Setelah itu memasukan air yang bersumber dari mobil tangki.
“Ita langsung laku hi Aleks (Aleks Baso) ropo pipa, lelo keta le mata aku,” ungkap Romana dalam bahasa daerah Manggarai kepada VoxNtt.com, sambil menunjukan lokasi parkir mobil tangki dan pipa bekas potongan, Kamis (12/12/2019).
(Saya melihat langsung aleks memotong pipa, saya melihat dengan mata saya).
“Aku ata tua lopo, hi nana Aleks ata ropo pipa, toe lata bana. Woko rei meseng pali le wa mbaru di pa Tony. Pali le hia cepisa, toe ngong ata cepisa, jaga dedia de pali agu ata tua,” sambung dia.
(Saya sudah tua, Aleks yang potong pipa, bukan orang lain. Tapi dia menyangkal waktu ditanya di rumahnya pa Tony (Antonius Udy). Kalau dia berbohong, bukan untuk orang lain nanti, awas kalau berbohong dengan orang tua).
Romana juga mengaku saat petugas dari PDAM minta klarifikasi Antonius Udy di rumahnya, ia tidak diwawancarai.
Sebab itu, ia tidak menceritakan langsung kesaksiannya dengan petugas dari PDAM yang datang mewawancarai kasus tersebut.
Alfiani Marlisa dan Germana Jenu yang merupakan warga sekitar lokasi itu juga membenarkan pernyataan Romana.
Baca Juga: Warga Malip: Saya Lihat Langsung Air Disambung ke Pipa dari Mobil Tangki
Mereka mengaku melihat langsung petugas PDAM memotong pipa penyalur dan menyalurkan air dari mobil tangki.
Warga lainnya Maksimus Batal juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengaku melihat langsung mobil parkir saat hari peresmian.
Bahkan, Maksimus mengaku dua minggu sebelum peresmian airnya tidak mengalir. Saat ada mobil tangki baru airnya jalan.
Namun setelah mobil tangki meninggalkan lokasi, airnya kembali tidak mengalir dari pipa penyalur.
“Aku du hitu usul agu pa Bupati, nggo tae daku ole pa Bupati eme kole ite tong neka koe kole agu wae. Tapi toe manga dian walen le hia, wale de hia ga cuci dulu otakmu, peresmian ini bukan peresmian air tapi peresmian instalasi, sehingga nggo tae daku mungkin tuung kole, do ata saksi du hitu, ritak kole aku,” kata Maksimus dalam bahasa daerah Manggarai.
(Saya waktu itu usulkan dengan pa Bupati, saya bilang begini kalau pa Bupati pulang jangan pulang dengan air. Tapi dia jawabnya tidak baik, dia bilang cuci dulu otakmu, peresmian ini bukan peresmian air tapi peresmian instalasi, banyak saksinya waktu itu, saya juga malu).
Kritik Pewawancara Video
Untuk diketahui, mulai menit ke 3:21 dalam video itu, warga Kampung Malip yang rumahnya dekat dengan lokasi peresmian Petronela Mi memperlihatkan air yang mengalir dari kran.
Kemudian mulai menit ke 3:28, pewawancara kembali menanyakan sumber air yang mengalir hingga saat itu.
“Katanya emi one mai tangki lise kudu pande lako terus wae hoo,” tanya pewawancara.
(Katanya mereka ambil dari mobil tangki supaya ini jalan terus)
Pertanyaan itu langsung dijawab oleh Petronela Miu. Ia mengaku tidak mengetahui hal tersebut karena setiap hari selalu ada di kebun.
“Toe manga ta ite, toe manga denge tombo nggitu, ite woko one uma kanang duat gaku, wee tong ga one mbaru. Sehingga toe manga baed laku tombo do situ, ata bae daku kali wae hoo lancar,” ungkapnya.
(Tidak ada pak, saya tidak dengan tentang itu, pak karena yang selalu kerja di kebun, pulang langsung ke rumah. Sehingga saya tidak tau tentang itu, yang saya tahu air ini lancar)
Menanggapi hal tersebut, Antonius Udy mengkritisi pertanyaan dalam video tersebut kepada Petronela Mi.
Menurut Tony, jika pertanyaan itu diajukan kepadanya, maka ia pasti menjawab itu tidak benar. Sebab yang dipersoalkan hanya sumber air saat peresmian, bukan air yang mengalir lancar setelah peresmian.
“Saya tidak persoalkan sumber air yang mengalir lancar selama ini, karena memang sudah diperbaiki. Tapi yang dipersoalkan itu sumber air yang mengalir pada saat peresmian, siapa juga yang bilang kalau sumber air yang mengalir selama ini itu dari tangki?, yang dari tangki itu hanya saat peresmian,” tegasnya.
Antonius menjelaskan, narasumber yang berada dalam video tersebut Teresia Jelalut, Petronela Miu, dan Kanisius Jerubu. Rumah mereka dekat dengan lokasi peresmian.
Sementara lokasi parkir mobil tangki air berjarak sekitar 400 meter dari lokasi peresmian. Namun warga di sekitar lokasi parkir mobil tangki tidak diwawancarai.
“Tidak salah kalau mereka (narasumber dalam video) jawab begitu, karena mereka tidak tahu apa yang terjadi lokasi parkir mobil tangki air, apalagi saat itu mereka sibuk menerima kunjungan Bupati, kalau dari PDAM mau klarifikasi sebenarnya tanya warga yang berada di sekitar lokasi parkir mobil, tapi dengan catatan harus dimuat juga itu,” tegasnya saat ditemui VoxNtt.com, Kamis (12/12/2019).
“Mereka yang datang dari PDAM itu mengambil data yang jauh dari tempat kejadian yakni tempat di mana air itu dibongkar dari mobil tangki lalu dimasukan kedalam pipa,” tambahnya lagi.
Terkait video yang diwawancarai melalui youtube, ia berharap agar hasil wawancara dengan masyarakat dimuat semua.
Sebab menurut dia, banyak keluhan warga terkait air PDAM yang tidak dimasukan ke dalam video tersebut.
“Saya berharap semua video-video yang diwawancarai kepada warga itu dimuat semua, karena di situ tidak dimuat keluhan dan keresahan dari warga, seolah-olah tudingan itu tidak benar,” tukas Antonius.
Hal itu dibenarkan oleh Rofinus Elok. Ia mengaku sempat diwawancarai saat ditemui oleh PDAM. Namun tidak dimasukkan ke dalam video yang beredar melalui akun Youtube “Ruteng Flores”.
Menurut Rofinus, saat diwawancarai ia menyampaikan keluhan masyarakat terkait air yang tidak mengalir selama dua minggu sebelum peresmian.
“Mai cee mbaru ise rei aku, tapi aku wale sesuai kenyataan selama hoo bahwa toe manga lako wae sebelum peresmian, alik toe manga muat one video hitu, toe bae kole laku coo tara nggitun,” ujarnya saat ditemui VoxNtt.com di rumahnya.
(Mereka datang ke rumah tanya saya, tapi saya jawab sesuai kenyataan bahwa selama ini air tidak jalan sebelum peresmian, padahal tidak dimuat dalam video tersebut, saya juga tidak tahu kenapa sampai begitu).
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba
Tonton di sini video pengakuan warga Kampung Malip