Kupang, Vox NTT-Suasana tampak ramai di ujung timur Taman Nostalgia Kupang, Jumat (13/12/2019) malam.
Sekelompok remaja terlihat sibuk di beberapa tenda berbentuk melingkar.
Persis di dalam tenda, terdapat panggung yang dicor dari semen berdiameter kurang lebih 5 meter.
Mereka adalah Komunitas Teman Belajar Remaja Kota Kupang (TeBe RK).
Kesibukan mereka, rupanya untuk menyelenggarakan kampanye akbar HIV dan AIDS yang jatuh pada 1 Desember 2019 lalu.
Sebetulnya, dari informasi Ketua TeBe RK Narwati saat pidato perdana, penyelenggaran kampanye Hari Aids Sedunia ditunda dan baru dijalankan dengan ragam pertimbangan.
“Terima kasih kepada KPA NTT yang sudah mendukung kegiatan ini,” ujar Narwati sesaat setelah acara dimulai.
Rupanya, atas inisiatif TeBe RK dan atas izin, serta koordinaasi Komisi Penganggulangan Aids Provinsi NTT, kegiatan itu bisa digelar.
“Mari kita bersama sama stop diskriminasi kepada ODHA,” sambung Narwati lagi.
Dengan tema ‘Bersama Masyarakat Meraih Sukses’, kegiatan kampanye peduli Aids digelar. Panitia menghadirkan puluhan orang peduli Aids dari LSM hingga masyarakat. Mereka sangat antusias.
“Ini adalah kegiatan kampanye akbar HIV-AIDS dan PIMS serta pentas seni dalam rangka HAS 2019,” kata Sekretaris KPA Provinsi NTT Husein Pankratius di atas panggung.
“Kita yang hadir di sini paling sedikit bisa mewakili saudara kita yang ada di seluruh NTT. Kalau epidermi HIV Aids tidak berhentikan maka dengan laju yang ada sekarang. Meski baru ditemukan 30-50 tahun lalu sudah menjadi gejala berbahaya di NTT,” lanjut Husein mewanti-wanti.
Ia bahkan menyampaikan, NTT memang masih belum terkategori rawan HIV.
Namun, dari perkembangannya bisa ditebak seberapa bahaya penyakit berbahaya itu di NTT, jika dibiarkan begitu saja dalam beberapa dekade ke depan.
“Tandanya kita menemukan ada bayi yang lahir dengan positif HiV. Kalau tidak ditangani, maka bukan tidak mungkin akan menjadi generasi HIV. Saya apresiasi ibu-ibu yang hadir pada sore hari ini. Setidaknya membuktikan bahwa ditingkat paling bawah ada warga peduli HIV,” ujar dia lagi disambut tepuk tangan ibu-ibu peduli Aids yang juga turut hadir.
Sementara, Staf khusus Gubernur NTT bidang politik dan pemerintahan Semuel D. Pakereng menyebut keseluruhan di provinsi itu terdapat sebanyak 6554 kasus.
“Peningkatan yang signifikan di NTT. Yang tertinggi Kota Kupang. Dari jumlah itu banyak terdapat pada golongan usia 25-49 tahun yakni 5194 kasus. Berarti berada pada usia produktif,” jelasnya.
Ia pun mengajak semua pihak agar meningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
“Mendapatkan informasi yang tepat dan benar bagi masyarakat juga mempermudah akses bagi masyarkat mendapat informasi dan pendampingan. Peran masyarakat serta akses masyarakat serta dukungan itu dilakukan dengan tidak adanya tindakan diskriminatif terhadap ODHA,” tutupnya.
Pantauan VoxNtt.com, kegiatan itu diisi dengan musikalisasi puisi, pentas seni dan tari yang semuanya berkaitan dengan HIV AIDS.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba