Betun, Vox NTT- Yayasan Mitra Tani Mandiri (YMTM) mengembangkan program pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Malaka.
Program pemberdayaan ini berjalan di bawah konsep ‘Pembangunan Desa Terpadu’.
Di Malaka, YMTM sendiri telah mendampingi sedikitnya 7 desa. Ketujuhnya yakni, Desa Nauke Kusa, Numponi, Oenaek, Tniumanu, Tunmat, Ikantuanbeis dan Babulu Selatan.
Salah satu fokus program ini adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat desa dalam bentuk Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP).
Informasi yang diperoleh VoxNtt.com, di Desa Nauke, Kecamatan Laen Manen telah terbentuk 2 UBSP yakni Sinar Tesa dan Mawar.
Usaha yang telah berjalan 6 bulan ini dikabarkan telah terbukti dapat membantu masyarakat kecil dari kemiskinan. Sebab dengan adanya UBSP telah memberikan manfaat cukup besar kepada anggotanya.
Manfaat itu seperti anak bisa sekolah sampai perguruan tinggi, dapat membangun rumah, usaha kios, berobat dan dapat mencukupi kebutuhan mendesak anggota.
Anggota UBSP sudah tidak meminjam di tempat lain dengan bunga yang lebih besar.
Wakil Direktur Program YMTM Yosef Sumu membenarkan bahwa selama ini pihaknya memfasilitasi UBSP.
Menurut dia, YMTM tidak pernah menstimulasi modal, tetapi selalu memfasilitasi anggota untuk mengumpulkan uang sendiri sedikit demi sedikit. Kata Yosef, tugas YMTM adalah pendampingan.
”Sehingga hari ini memberikan bukti bahwa kita masyarakat Nauke Kusa mampu mengelola uang sendiri terutama ibu-ibu,” ujar dia kepada VoxNtt.com saat ditemui di Kantor Desa Nauke Kusa, Sabtu (14/12/2019).
“Kita bisa membedakan dengan lembaga keuangan lain yang selama ini berjalan di wilayah Nauke Kusa,” sambung Yosef.
Di UBSP, lanjut dia, anggota yang mengelola uangnya sendiri. Bunga ditentukan sendiri dan angsuran disepakati bersama, sehingga tidak membebani anggota.
Sistem ini menurut dia, merupakan keunggulan UBSP ketimbang lembaga keuangan lainnya.
“Saya memberikan penghargaan setinggi-tinggi kepada Kepala Desa Nauke Kusa karena telah mendorong masyarakatnya untuk bergabung dan mampu mengelola 2 UBSP dalam 1 desa dan berjalan bagus dan ini sangat luar biasa,” puji Yosef.
Ia berharap ke depan usaha ini tetap berjalan sesuai program yang sudah dilaksanakan bersama.
“Kami mengharapkan ke depan bisa menjaga usaha ini agar tetap berjalan karena semua anggota telah memberikan uangnya dalam UBSP untuk dikelola bersama,” pungkasnya.
Kepala Desa Nauke Kusa Anselmus Dully yang hadir pada saat pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) mengatakan, UBSP yang difasilitasi YMTM sangat membantu masyarakat.
Sebab ia menilai masyarakat dapat meminjam untuk menyekolahkan anak, membangun rumah, usaha kios dan mengatasi kebutuhan mendesak lainnya dalam keluarga.
“Masyarakat sangat terbantu karena mereka tidak pernah pinjam di sumber pinjaman lain seperti koperasi, CU atau bank,” kata Anselmus.
Ia menambahkan, dengan pendampingan dan pelatihan dari YMTM, masyarakat mampu menyimpan dan mengelola uangnya sendiri dalam ratusan juta. Mereka juga bisa meminjam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Ke depan saya selaku kepala desa akan menyarankan semua masyarakat untuk masuk menjadi anggota termasuk dusun yang jauh seperti di Hanan dan Nakreu,” tutur Anselmus.
Sebagai informasi, dalam perhitungan buku tahun 2019, jumlah anggota sebanyak 150 orang dengan modal sebesar Rp 417.895.000.
Pendapatan yang dibagi dalam SHU sebesar RP 112.425.000 dengan penerima tertinggi sebesar Rp 3.685.000.
UBSP ini memegang prinsip “Dari Oleh Untuk Anggota”, di mana modal berasal dari anggota, dikelola oleh anggota dan hasilnya untuk anggota.
Selama pengelolaannya semua pengurus dipercayakan kepada anggota yang dipilih secara demokratis.
Untuk menghidupi semua anggota bunga pinjaman 2%. Sehingga anggota mampu untuk mengembalikan. Dengan bunga yang kecil, maka anggota dapat meminjam 20 – 30 juta.
Pendamping YMTM Desa Nauke Kusa Agustinus Bria Molo mengungkapkan kelembagaan UBSP tidak saja memberikan keuntungan secara ekonomis, tetapi juga dari aspek sosial.
Setiap bulan transaksi semua anggota hadir dan saling berinteraksi antar keluarga, serta sharing pengalaman. Sehingga, terbangun hubungan yang harmonis dalam wilayah desa.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba