Atambua, Vox NTT- Komunitas wartawan Persatuan Jurnalis Perbatasan RI-RDTL (Pena Batas) Kabupaten Belu berbagi kasih untuk Nenek Elisabet Meni dan Ignasia Abuk.
Keduanya adalah warga Desa Mamdeu, Kecamatan Raimanuk yang tergolong keluarga tak mampu.
Sebelumnya diberitakan, Nenek Elisabet dan Igansia tinggal di gubuk reyot tak layak huni di Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu.
Sebanyak 9 tinggal di gubuk reyot berukuran sempit milik Nenek Elisabet tersebut. Semua aktivitas seperti masak, cuci piring, termasuk kamar tidur dilakukan dalam gubuk yang tidak layak huni itu.
Dengan membawa sejumlah bahan sembako dan uang tunai, jurnalis Pena Batas mendatangi rumah Nenek Elisabet, Jumat (27/12/2019).
Ditemui di gubuknya, Ignasia Abuk, anak Nenek Elisabet menuturkan bahwa ibunya itu sedang di rawat di puskesmas lantaran sakit.
Melihat kedatangan para jurnalis Pena Batas, Ignasia Abuk bersama suami dan anak-anak segera berkumpul di halaman rumah dengan penuh senyum. Mereka tampak ramah saat disapa para pekerja media yang tergabung dalam komunitas Pena Batas.
Sebelum menyerahkan barang-barang sembako yang dibawa, ketua Pena Batas RI-RDTL Fredrikus Royanto Bau di hadapan Iganasia Abuk dan anak-anaknya mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian kepada sesama manusia.
Selain itu, Edy, begitu ketua Pena Batas disapa, mengatakan bantuan sembako dan uang yang diberikan kepada Nenek Elisabet Meni dan mama Ignasia Abuk merupakan kado Natal dari pekerja media di Belu.
“Kami datang berbagi bukan karena kami sudah kaya. Namun dari kekurangan yang kami miliki, kami berbagi dengan nenek dan mama di sini. Semoga apa yang kami bawakan dapat membantu memenuhi kebutuhan nenek satu, dua hari ke depan,” ujar Edy.
Usai memberikan bantuan, ia memberikan motivasi untuk Ignasia Abuk dan suami, serta anak-anak untuk tetap semangat dan terus berjuang dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar. Itu bisa dilakukan dengan menanam sayur dan tanaman-tanaman lain yang bernilai ekonomis.
Diwawancari VoxNtt.com usai penyerahan bantuan, Edy meminta kepada Pemerintah Desa Mandeu dan Pemerintah Kabupaten Belu untuk segera memberikan perhatian kepada keluarga Nenek Elisabet Meni dan anaknya Ignasia Abuk yang hidup dalam kondisi memprihatinkan.
“Pemerintah Desa Mandeu mesti segera mengambil langkah dengan memanfaatkan Dana Desa untuk membantu keluarga ini. Pemda Belu juga harus segera bersikap. Tidak bisa tinggal diam dalam melihat situasi seperti ini,” tutup Edy.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Ardy Abba