Betun, Vox NTT- Harga bensin eceran di Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur mendadak naik menjelang pergantian tahun.
Sebelumnya, harga bensin eceran sebesar Rp 8.000 per liter. Namun menjelang pergantian tahun harganya mendadak naik menjadi Rp 10.000 per liter untuk jenis pertalite.
Pantauan VoxNtt.com, Selasa (31/12/2019), para penjual bensin eceran mematok beragam harga untuk per botolnya.
Di daerah Malaka Barat, misalnya, para penjual menjual bensin eceran seharga Rp 20.000 per botol. Sementara di sekitar Kota Betun memasang harga Rp 15.000 per botol.
“Kami di Malaka Barat per liter (botol) 20.000 untuk jenis BBM pertalite. Itu pun sulit sekali dapatnya. Tapi mau tidak mau harus beli,” ungkap Shinta Mesak, warga Desa Umatoos, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka.
Harga bensin yang mendadak naik ini tentu saja memberatkan masyarakat, apalagi menjelang pergantian tahun. Ada banyak aktivitas warga yang menggunakan kendaraan.
“Berat bagi kami masyarakat kecil. Masa satu botol 15 ribu? Itu pun tidak penuh. Kalau ini dibiarkan maka pemerintah gagal mengatur harga eceran BBM di luar pom bensin. Pihak Kepolisian juga gagal mengatasi mafia minyak yang ada di Malaka. Ada apa ini?” ujar seorang warga Kota Betun yang tidak mau namanya dipublikasikan.
Parahnya lagi menurut sumber itu, kenaikan harga ini terjadi di Laran, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tenga, persis di depan SPBU Laran.
Terpantau VoxNtt.com memang di depan Pom Bensin Laran tersebut ada banyak penjual BBM eceran. Sekitar 20-an lapak jualan BBM.
“Kita hargai para pelaku penjual eceran ini. Ya sama-sama cari hidup, tapi tidak harus main harga seperti ini. Baru itu terjadi di depan Pom Bensin Laran yang mana katanya bensin habis, tapi kok penjual eceran ada stok terus? Ada apa ini,” tukasnya penuh curiga.
Sementara Nelson Da Crus, salah satu warga Desa Wehali menduga kuat ada mafia penimbunan BBM di Malaka. Dugaan tersebut diperkuat dengan adanya penjual BBM eceran berseliweran di tengah kelangkaan minyak.
“Kalau hal ini dibiarkan terjadi beberapa hari lagi, maka perekonomian Malaka bisa terhambat dan mafia minyak dibiarkan merajalela di Malaka ini. Untuk itu, mohon agar pihak Kepolisian agar segera bertindak tegas,” harap Nelson.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba