Borong, Vox NTT-Pembukaan jalan baru di kawasan mangrove Kelurahan Kota Ndora, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) menghabiskan anggaran Rp 3.017.082.000,00.
Anggaran ini bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU).
Proyek dengan nama paket peningkatan jalan lingkar luar Kota Borong itu, dikerjakan oleh kontraktor CV Chavi Mitra, konsultan perencana CV Graha Duta Lehong dan konsultan pengawas CV Nifunua Consultan.
Baca Juga: Jalan Baru Tetap Laju, Mangrove Tak Berdaya
Selain menghabiskan dana yang cukup fantastis, proyek yang dikerjakan tahun 2019 itu memiliki panjang 1200 meter dan lebar 15 meter. Di bagian kiri dan kanan jalan dibangun tembok penahan tanah.
Proyek ini juga sudah selesai masa kontrak. Terpantau, Senin (06/01/ 2020), tampak material berupa batu dan pasir menumpuk di sejumlah titik di jalan tersebut.
Selain itu, di bagian badan jalan tampak beberapa titik digenangi air. Di titik lain, tampak beberapa pohon mangrove yang dirusak akibat pembukaan jalan itu sudah mengering.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai Timur (Matim) Yosep Marto mengatakan pembangunan jalan itu, dalam rangka mendukung proyek rehabilitasi hutan mangrove yang dicanangkan PDT. Kementrian Desa.
“Sehingga Pemkab mengambil jalan di belakang supaya melindungi mangrove, menghindari ekspansi masyarakat dari belakang yang mengklaim,” ujar Marto kepada VoxNtt.com, Rabu, 23 Oktober 2019 lalu.
Baca Juga: Kala Kadis PUPR Matim Tak Gentar
Dikatakannya, selain upaya melestarikan hutan mangrove, juga dalam upaya membangun pariwisata Matim ke depan.
Terkait beberapa pohon mangrove yang digusur jelas dia, ke depan akan diupayakan untuk melakukan penanaman kembali.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Matim Donatus Datur mengatakan pihaknya sudah melakukan analisis terkait proyek jalan yang tengah dibangun itu.
“Kita sudah analsis UKL (Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup) dan UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup), dampaknya. Dia tidak ke Amdal (Analisis dampak Lingkungan (Amdal) karena skopnya kecil,” jelasnya.
Donatus menjelaskan, langkah yang ditawarkan akibat kegiatan pembukaan jalan lingkar luar kota Borong itu, yakni melakukan penanaman mangrove yang baru.
“Ke depan harus ada akses air laut yang masuk ke sebelah nanti. Supaya mangrove dan habitat yang ada di bawah mangrove itu bisa hidup kembali,” ujarnya.
Penanaman 687 anakan mangrove sempat diupayakan oleh Pemerintah Kelurahan Kota Ndora, dan pecinta mangrove Jumat, 15 November 2019 lalu.
Kendati demikian, hanya dalam tempo waktu satu bulan, ratusan anakan itu pun mengering dan mati.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba