Kupang, Vox NTT – Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar sosialisasi peluang kerja sama pengembangan bahasa Inggris dan paket internet murah bagi sekolah swasta di Aula Komodo Kantor DPD RI Perwakilan NTT, Kamis (23/01/2020).
Kegiatan itu merupakan terobosan BMPS NTT di era industri 4.0 untuk mempersiapkan generasi peserta didik yang siap bersaing di dunia internasional.
Ketua BMPS Provinsi NTT, Winston Neil Rondo mengatakan, kegiatan itu dihadiri oleh puluhan guru dan kepala sekolah swasta yang ada di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
BMPS Provins NTT kata dia, selalu mencari ruang untuk meningkatkan mutu sekolah swasta di provinsi itu.
Ia mengaku bersyukur karena di awal tahun 2020, ada dua mitra BMPS yang mau berbagi ekspertis.
“ELC untuk pengembangan bahasa Inggris, PT Kupang Intermedia untuk paket layanan internet murah, revolusi industri 4.0 inikan yang terutama bahasa dunia, bahasa Inggris, dan yang berikut literasi digital, ini dua modal pokok yang kami promosikan kepada anggota BMPS,” kata Winston.
Winston juga menyampaikan akan memberi ruang seluasnya kepada setiap sekolah untuk menjalin komunikasi lanjutan jika tertarik dengan dua program tersebut.
“Kami tidak mencampuri untuk kerja sama ini, mau atau tidak mau bekerja sama, itu pilihan bebas, kami hanya memfasilitasi, jika merasa bermanfaat, silakan,” ujarnya.
Dalam sosialisasi tersebut, BMPS NTT bekerja sama dengan Cambridge English Language Convention (CELC) untuk mendatangkan native speaker dari Australia yang akan mengajar selama satu tahun di setiap sekolah mitra.
Direktur English Language Convention
(ELC), Anto Rejeki Putra yang hadir sebagai pembicara dalam kegiatan sosialisasi itu mengatakan, native speaker tersebut akan melatih keberanian siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
Selain melatih siswa kata dia, tenaga pengajar tersebut akan melatih guru lokal agar konsisten berbahasa Inggris dalam setiap interaksi dengan siswa.
“Aksi ini merupakan awal bakti saya bagi Indonesia, saya ingin membantu sekolah yang bukan international school, supaya alumninya punya jiwa internasional, bisa go international, mengenyam pendidikan di luar negeri, mungkin bisa kuliah di Sidney University,” ujar Anto yang baru saja menyelesaikan studi di Australia.
Anto menegaskan, apabila sekolah siap bekerja sama, yang akan dilakukan bukan hanya training guru, namun native speaker dari ELC mengharapkan diberikan jam mengajar selama satu tahun ajaran.
Soal biaya ujar Anto, disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah.
Sementara untuk layanan internet murah, BMPS menggandeng PT Kupang Intermedia sebagai mitra.
Komisaris PT Kupang Intermedia, Bill Radja Pono dalam paparannya mengatakan, layanan dasar internet murah yang disiapkan bervariasi.
Bahkan kata dia, perusahaan yang dipimpinnya sudah menyumbangkan 160 titik wifi untuk mendukung Kupang Smart City.
“Layanan internet yang ditawarkan adalah, paket FTTH dengan kecepatan 10 MBPS dengan harga 250 ribu per bulan, paket khusus untuk internet di lokasi perumahan 100 ribu per bulan,” katanya.
“Sedangkan untuk kantor dan sekolah dengang 250 user (pengguna) harganya 2 juta perbulan, jika pihak sekolah bersedia maka dirinya siap memasangkan layanan internet, agar masuk ke setiap sekolah mitra BMPS,” tambah Bill Radja
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba