Bajawa, Vox NTT- Pembangunan tugu landmark atau markah tanah berbentuk bambu di Simpang Lima, kawasan pertokoan Kota Bajawa, Kabupaten Ngada menuai kontroversi di media sosial facebook.
Di facebook, netizen menyebut tugu bambu yang digadang-gadang akan menjadi landmark Kota Bajawa ini lebih mirip tugu kapur tulis dan tugu kupasan umbi singkong.
Pemilik akun facebook Paulus Engelbertus Sabu misalnya, menulis ucapan terima kasih kepada Pemda Ngada, sebab telah mendirikan patung singkong.
“terima kasih pemda ngada…
Di Bajawa kini sudah ada patung Ubi kayu” tulisnya di group facebook Ngada Bangkit.
Di group yang sama, netizen lain bernama Van Weanno juga berkomentar bahwa tugu tersebut mirip kapur tulis.
Umumnya, melalui media sosial, masyarakat Kabupaten Ngada menyebut pembangunan landmark Kota Bajawa hanya mau menghamburkan uang negara, tanpa ada nilai dan unsur seni di dalamnya.
Seorang warga Bajawa yang enggan menyebutkan namanya kepada VoxNtt.com menyebut, proyek pembangunan tugu bambu di kawasan pertokoan Kota Bajawa diduga tidak memiliki gambar desain bangunan.
Menurutnya, pembangunan landmark Kota Bajawa merupakan domain dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Ngada.
Namun, sumber itu menduga Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada telah mencaplok pembangunan tersebut tanpa melalui perencanaan yang matang.
“Saya dapat informasi, kalau perencanaan penataan kota merupakan ide dari Ivan Botha. Dia gandeng dengan mahasiswa dari UGM untuk bangun bangunan itu,” katanya.
Ivan Botha sendiri menjabat sebagai
Kepala Bidang Destinasi, Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada.
Kepada VoxNtt.com di ruangan kerjanya, Selasa (28/01/2020), Ivan menyebut proyek pembangunan tugu bambu tersebut dikerjakan oleh CV Patrada, dengan konsultan pengawas CV Karinding Perdana.
Sumber anggarannya berasal dari Dana Alokasi khusus (DAK) tahun 2019 sebesar Rp 1,6 Miliar lebih.
Ivan yang juga merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada proyek tersebut mengatakan, pembangunan tugu bambu di kawasan pertokoan Kota Bajawa adalah salah satu item pekerjaan dalam proyek penataan kawasan pariwisata kota itu.
Item pekerjaan lain di antaranya, penataan taman di lapangan kartini, serta pembangunan dua tugu lainnya di depan masjid Baiturrahman, serta di jalan dua jalur Bolifard Bajawa.
Ia mengaku telah mengaku melakukan Provisional Hand Over (PHO) dengan alasan mengejar realisasi DAK tahun 2019.
Ivan berjanji akan memaksa pihak rekanan untuk segera memperbaiki kerusakan dalam tenggang waktu masa pemeliharaan.
“Kita sudah minta kontraktor untuk selesaikan,” kata Ivan.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba