Vox NTT – Salah satu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia Benny K. Harman (BKH) kembali menyoroti kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Benny menyoroti terkait lambannya KPK untuk menangkap tersangka Harun Masiku dalam kasus dugaan suap kepada komisioner KPU, Wahyu Setiawan.
Pasalnya, politisi PDIP tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka, namun belum berhasil ditangkap oleh KPK.
Diketahui, Harun Masiku menghilang semenjak menjadi tersangka dugaan suap kepada salah satu Komisioner KPU Wahyu Setiawan terkait penggantian antarwaktu (PAW) anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PDIP yang meninggal dunia, Nazarudin Kiemas.
Kasus ini turut menyeret PDIP. Sebab partai besutan Megawati Soekarno Putri itu berkukuh mengajukan nama Harun.
Sementara, KPU menetapkan Riezky Aprilia, caleg PDIP dari dapil Sumsel I yang memeroleh suara terbanyak setelah Nazarudin Kiemas.
Menurut anggota Komisi III DPR-RI hal itu berdampak pada ketidakpercayaan publik kepada KPK.
Dikatakan, lambannya KPK menangkap Harun Masiku menjadikan persepsi buruk bagi pimpinan KPK saat ini.
“Harus segera buktikan bahwa KPK tidak ada di dalam bayang-bayang penguasa, karena tidak bisa menangkap Harus Masiku. Bisa dibilang KPK tidak berdaya,” ujar Benny sebagaimana dilansir Kanalwan.co.id, Selasa (04/01/2020).
Benny beranggapan, praktik dugaan suap-menyuap pada Pemilu 2019 bisa terbongkar apabila Harun Masiku bisa ditangkap oleh KPK.
Bernny berkeyakinan Masiku tengah dilema dalam kesembunyiannya, dan rasa ketakutan yang mendalam.
“Sehingga kita perlu selamatkan Masiku, tentunya ke depan sebagai pintu masuk bongkar praktik suap-menyuap dalam Pemilu lalu,” katanya.
Selain itu, politisi asal NTT itu juga mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan kepada KPK untuk tetap profesional dalam menyelesaikan kasus ini.
Bahkan, ia juga mengajak masyarakat agar membantu KPK untuk menemukan Masiku.
“Harapannya KPK kembali menjalankan fungsinya dalam penindakan korupsi tanpa pandang bulu. Mari kita bantu KPK agar kuat, dan tidak takut demi negara dan bangsa,” tegas Benny.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba