Kefamenanu, Vox NTT- Donatilda Palbeno (17) warga Desa Sunkaen, Kecamatan Bikomo Nilulat Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dilaporkan menghilang sejak Minggu (02/02/2020).
Dona yang diketahui masih duduk di bangku SMA kelas II SMAN Bikomi Nilulat itu menghilang setelah tidak kembali ke rumah usai berkunjung ke Kota Kefamenanu sejak Minggu pagi.
Wilfrida Palbeno salah satu kakak kandung korban saat dihubungi VoxNtt.com melalui telepon, Selasa (04/02/2020), membenarkan informasi kehilangan adiknya tersebut.
Wilfrida mengisahkan, pada Minggu pagi Dona pamit dari rumahnya bersama 2 orang teman untuk pergi ke Kota Kefamenanu.
Dona dan kedua itu pergi ke Kota Kefamenanu menggunakan sebuah sepeda motor.
Saat pamit dari rumah, kata Wilfrida, Dona menginformasikan bahwa ia ingin ke Kota Kefamenanu untuk melegalisasi SKHUN SMP.
Legalisasi itu di rumah kepala SMPN Nunpo yang berdomisili di Kota Kefamenanu.
“Jadi setelah dari rumah kepala sekolah, dia (Dona) beritahu temannya kalau dia masih singgah di terminal mau ketemu dengan kakaknya Imel, jadi temannya kasih turun dia di terminal,” tuturnya.
“Setelah turun itu temannya belum jalan, katanya dia (Dona) cek-cek kakaknya Imel ini di terminal belum ada, dia beritahu temannya kalau ini mereka belum ada saya masih mau ke pasar baru untuk beli pakaian, kamu pulang lebih dahulu sudah jadi temannya langsung pulang lebih dahulu,” tambah Wilfrida.
Ia menambahkan, pada Minggu siang dua kakak kandung Dona yang sudah ada janjian untuk bertemu dengannya tiba di terminal.
Namun setelah ditunggu beberapa waktu lamanya, Dona tak kunjung muncul.
Saat dihubungi melalui telepon, awalnya sempat terhubung. Namun belum sempat bicara, sambungan telepon sudah dimatikan. Beberapa saat kemudian nomor handphone Dona sudah tidak aktif lagi.
“Senin pagi itu bapak ke Pos Haumeni Ana, dari sana bapak diarahkan ke Polres jadi sekitar jam 12 siang (Senin 03 Februari) bapak lapor di Polres,” tuturnya.
Wilfrida mengakui, kehidupan orangtuanya sering mengalami kesulitan ekonomi.
Beberapa kali Dona meminta berhenti sekolah untuk pergi mencari kerja. Namun oleh kedua orangtuanya tidak diizinkan.
“Tahun lalu sempat dia bilang dia tidak mau sekolah lagi, tapi saya bilang Dona tahan-tahan dulu apalagi ini sudah kelas II, nanti kalau sudah tamat mau pergi merantau dimana silahkan saja,” tuturnya.
Wilfrida menambahkan, pihaknya menduga Dona dibawa orang untuk tujuan tertentu. Kecurigaan itu muncul lantaran selama seminggu sebelum menghilang, tambahnya, Dona sering terlihat murung dan menyendiri.
Selain itu, Dona sering teleponan dengan seorang pria yang belakangan diketahui berada di Papua.
“Tadi malam (Senin 03 Februari) laki-laki yang sering telepon dengan Dona ada telepon temannya Dona beritahu kalau Dona sudah di atas kapal hampir siang mau berangkat Ke Papua, tapi 1 jam kemudian itu laki-laki telepon lagi kalau Dona sementara dalam perjalanan ke Kupang dan nanti dia tidak naik kapal laut tapi naik pesawat karena dia (Dona) ada utang Rp 5 juta untuk beli pakaian dan beli tiket, tidak tahu motif laki-laki itu apa sehingga kasih informasi begitu,” tuturnya.
Lebih lanjut Wilfrida menuturkan saat ini pihaknya masih terus mencari keberadaan Dona.
Ia berharap pihak Kepolisian dapat membantu, sehingga adiknya bisa diketahui keberadaannya dan dibawa pulang untuk kembali melanjutkan sekolah.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba