Kupang, Vox NTT-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) berencana akan menerima sebanyak 17 mahasiswa asal Timor Leste dari Wuhan, China.
Rencana ini pun turut direspon oleh Anggota DPRD NTT dr. Christian Widodo. Menurut dia, keputusan tersebut perlu dipertimbangkan kembali.
“Oleh karena itu di sini harus diobservasi lebih lanjut, itu disebabkan karena masa inkubasi virus. Nah, di Bali saja yang punya pusat infeksi, menolak, di negara mereka (Timor Leste) pun ditolak, kita perlu memikirkan kembali baik-baik,” tegasnya saat dihubungi VoxNtt.com, Kamis (06/02/2020).
Menurut Christian, jika masih tetap menerima warga negara Timor Leste tersebut, maka perlu ada ruang isolasi di NTT.
Selain itu, perlu ada tenaga medis dan peralatan yang memadai untuk melakukan proses screening (penyaringan) para pendatang dari Wuhan, China.
“Karena bisa saja waktu keluar dari China memang negatif, tetapi virus tersebut dalam masa inkubasi sehingga belum terdeteksi,” jelas dr. Christian.
Ketua DPW PSI NTT itu menjelaskan, masa inkubasi virus corona harus selama 14 hari saat keluar dari China.
Christian menambahkan, virus corona mati di suhu 56 derajat. Sedangkan di Kupang NTT, virus corona masih bisa hidup, karena suhu sekitar 30-an derajat.
“Apalagi bila sampai ada dari mereka yang terinfeksi (walaupun kita tidak berharap seperti itu), itu akan membutuhkan biaya tambahan. Di RSU saja untuk pasien TB yang diisolasi kita masih kekurangan ruangan, belum lagi kebutuhan masker yang sesuai untuk mencegah corona,” ujar Christian.
“Kita tidak memadai persediaannya.
Banyak faktor sehingga perlu dipikirkan kembali baik-baik,” sambung dia.
Alasan Kemanusiaan
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat melalui Karo Humas dan Protokol Marius Jelamu mengatakan, pihaknya akan menampung 17 mahasiswa asal Timor Leste yang pulang dari Wuhan, China.
Meski memang warga asal Timor Leste itu sudah ditolak oleh Pemerintah Provinsi Bali.
Gubernur NTT, lanjut Marius, masih menunggu arahan dari Presiden Joko Widodo terkait hal ini.
“Ini masalah kemanusiaan. Kita siap menampung dan mengisolasi mereka di Kupang. Kita siapkan RSUD Johanes dan rumah sakit lainnya agar ketika Presiden memutuskan dan memerintahkan, kita sudah siap. Kita harus menunjukan rasa solidaritas dengan negara tetangga terdekat dengan tetap memperhatikan prosedur tetap yang digariskan,” jelas Marius, Rabu (05/02/2020).
Marius mengaku Gubernur NTT juga telah memerintahkan agar mendesain khusus RS Jiwa Naimata untuk mengisolasi ke-17 warga Timor Leste tersebut selama kurang lebih 14 hari.
Warga Timor Leste ini masih terdeteksi negatif virus corona. Meski begitu, mereka perlu dikarantina untuk dilakukan treatment medis sesuai standar yang ditetapkan.
“Tadi pagi Mensesneg menelepon Pak Gubernur, apakah siap. Bapak Gubernur katakan siap. Gubernur telah memerintahkan Direktur RSUD dan Dinas Kesehatan NTT agar segera menyusun rencana anggaran dalam mendesain RS Jiwa Naimata untuk proses karantina termasuk peralatan yang diperlukan,” tandasnya.
Marianus kembali mengingatkan, rencana penerimaan warga Timor Leste tersebut dilakukan atas pertimbangan martabat manusia, persaudaraan dan solidaritas antar negara.
“Terutama dengan saudara-saudara dari Timor Leste yang memiliki kedekatan emosional dengan kita. Bapak Gubernur masih menunggu arahan dan perintah dari Presiden terkait keputusan lebih lanjut,” jelasnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba