Sikka, Vox NTT-Penyakit demam berdarah (DBD) terus melanda Kabupaten Sikka, Flores, NTT.
Informasi yang diperoleh VoxNtt.com hingga pertengahan Februari 2020, tercatat 567 orang yang terjangkit virus dengue. Sementara pasien meninggal dunia berjumlah 4 orang.
Menyikapi itu, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Idong mengambil sikap cepat dengan menetapakan Pernyataan KLB yang tertuang dalam surat Nomor: Dinkes P2P/112/1/2020.
Dokter Pastikan Anak Umur 5 Tahun di Matani Kupang Meninggal karena DBD
Di NTT, menurut data dari Dinas Kesehatan sejak Januari hingga saat ini, jumlah penderita DBD sedikitnya mencapai 1.335 kasus dan 14 orang diantaranya meninggal dunia.
Dari belasan korban meninggal dunia tersebut, sebagaimana dilansir dari Kompas.com, terbanyak dari Kabupaten Sikka yakni terdiri 4 orang. Disusul Kota Kupang sebanyak 3 orang dan Kabupaten Alor 2 orang.
Untuk Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Rote Ndao tercatat masing-masing satu orang meninggal dunia.
Sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau agar masyarakat tetap waspada.
“Harus tetap ada kewaspadaan karena demam berdarah sangat tergantung dengan musim kita melihat saat ini beberapa daerah hujan dan besoknya sangat panas,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu seperti dilansir dari medcom.id.
Ia menekankan agar terus dilakukannya pemberantasan sarang nyamuk. Terlebih, untuk masyarakat yang berada di daerah rentan.
Di Indonesia, demikian data Kemenkes RI, ada empat daerah dengan jumlah kasus DBD terbanyak yakni Kabupaten Sikka sebanyak 567 orang, Kabupaten Lampung Tengah 197 orang, Kabupaten Ciamis 106 orang dan Kabupaten Temanggung 48 orang.
Penyebaran DBD bisa terjadi di mana saja. Penyebabnya, karena pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya dan pengaruh dari kondisi penampungan air. (VoN).