Betun, Vox NTT-Uskup Atambua, Mgr. Dominikus Saku, mendukung Revolusi Pertanian Malaka (RPM) sebagai salah satu program perioritas Bupati Malaka, Stef Bria Seran.
Hal itu diungkapkan Mgr. Dominikus saat memberikan rekoleksi kepada kelompok kategorial di Dekenat Malaka.
“Saya adalah orang pertama yang mendukung program unggulan RPM Bupati Malaka,” ujar Uskup Domi.
Ketika ditanya terkait adanya dugaan korupsi yang dilakukan beberapa pejabat di lingkup Setda Kabupaten Malaka dalam pelaksanaan program tersebut, ia menyatakan, mendukung proses hukum terhadap para pelaku.
Menurutnya, proses penegakan hukum bagi terduga koruptor biarkan berjalan sesuai ketentuan hukum. Karena itu dia menyerahkan semuanya kepada pihak aparat penegak hukum.
Bagi dia, ketika ada pejabat yang salah dalam mewujudkan program yang dinilai sangat berpihak kepada para petani itu, maka penegakan hukum wajib dilakukan. Biarkan lembaga hukum bekerja sesuai tugasnya.
Baca Juga: Uskup Atambua: Para Pastor Harus Pindahkan Altar ke Sawah Petani
Namun demikian, menurut dia, hal itu tidak berarti program itu buruk.
Karena itu, terhadap dua hal itu dia tetap mendukung agar berjalan sesuai prosedurnya masing-masing, yakni mendukung RPM demi kepentingan masyarakat Malaka dan mendukung proses penegakkan hukum bagi terduga pelaku korupsi.
“Saya mendukung programnya bukan pelaku yang melakukan pelanggaran. Siapa yang melanggar, harus dibawa ke ranah hukum,” tuturnya.
Dia menegaskan, Gereja dalam tuntutan moral dan iman harus menyerukan tentang keadilan.
“Bahkan Gereja, atas tuntutan moral dan iman harus angkat bicara demi terciptanya keadilan di tengah masyarakat,” tambahnya.
Namun demikian, Ia mengingatkan agar dalam berbicara tentang kasus hukum harus didasari pada fakta dan data yang valid.
“Jangan sampai kita berkobar-kobar tanpa data yang valid,” tegasnya.
Sebelumnya, beberapa pejabat pada Dinas Pertanian Kabupaten Malaka ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan bibit bawang merah, dalam kaitannya dengan program RPM.
Ketua Komisi Keadilan, Perdamaian dan Pastoral Migran-Perantau KWI ini juga menekankan pentingnya menyadari bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Gereja Katolik berlandaskan pada spirit pelayanan.
“Negara punya pabrik uang, sedangkan Gereja tidak punya pabrik uang. Gereja bekerja bukan karena uang, melainkan karena semangat pelayanan dan pengabdian sesuai dengan spirit pelayanan Kristus,” kata Mgr. Domi pada rekoleksi hari ketiga di Paroki Santa Maria Fatima Betun.
Ia juga menyatakan bahwa Gereja pada prinsipnya hidup dari kemurahan umatnya. Dalam kesempatan itu, ia juga menyatakan dukungannya pada pengembangan ekonomi umat di Dekenat Malaka.
Adapun peserta dalam rekoleksi bagi kelompok kategorial yakni, Legio Maria, Karismatik, Santa Ana, Kerahiman, Keluarga Besar Makbalin, THS-THM, Katekis-Katekista dan OMK se-Dekenat Malaka itu juga menekankan.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Boni J