Ruteng, Vox NTT- Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai dan panitia penahbisan Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat bersepakat untuk siaga dalam mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Kesiapsiagaan itu diawali melalui rapat bersama untuk mengantisispasi beredarnya wabah virus corona pada acara tahbisan Uskup Siprianus yang berlangsung pada tanggal 19 Maret 2020. Rapat bersama tersebut berlangsung di Istana Keuskupan Ruteng, Senin (16/03/2020).
“Dalam rapat bersama itu, kami bersepakat untuk mengawasi dan melakukan pemeriksaan di setiap tempat kedatangan tamu. Itu langkah antisipasi untuk menagkal virus Covid-19 masuk ke Manggarai khususnya ke Ruteng,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, dr. Yulianus Weng kepada kepada VoxNtt.com melalui telepon, Senin malam.
Yulianus mengungkapkan dalam rapat tersebut menyepakati beberapa poin antara lain;
Pertama, Kota Ruteng dikategorikan sebagai darerah yang belum terkapar virus Covid-19. Meski demikian, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona dari para tamu yang datang, Dinkes Manggarai bersama panitia melakukan pemeriksaan dengan termometer (pengukur suhu tubuh).
Kedua, Dinkes Manggarai bersama panitia akan memeriksa setiap tamu yang datang melalui Bandara Frans Sales Lega Ruteng.
Ketiga, Dinkes Manggarai bersama panitia akan melakukan pemeriksaan terhadap setiap orang yang datang melalui Pelabuhan Reo, Kecamatan Reok.
“Untuk kedua tempat tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai sudah melakukan pemeriksaan semenjak hari Kamis, 12 Maret 2020 lalu,” terang Kadis Yulianus.
Keempat, mulai Senin, 16 Maret 2020, Dinkes Manggarai bersama panitia melakukan pemeriksaan terhadap setiap orang yang tiba di dua terminal di Kota Ruteng, yakni Terminal Mena dan Carep.
“Selanjutnya hari ini dan besok kita mulai melakukan pengecekan terhadap tamu-tamu yang meniginap di hotel. Katakanlah, tamu-tamu yang masuk tidak melalui terminal, tapi dengan mobil travel dan langsung turun di hotel,” ucap dia.
“Jadi semua kita periksa. Itu yang kita buat survailansnya. Termasuk rumah sakit juga menyiapkan ruangan isolasi jika kalau, kita temukan orang dalam pantauan (ODP) dan pasien dalam pngawasan (PDP),” lanjut Dokter Yulianus.
Yulianus menambahkan, pada hari puncak penahbisan Uskup Siprianus, pihaknya menyiapkan hand sanitiser di setiap pintu masuk Gereja Katedral Ruteng.
“Jika ada petugas medis merasa, dari umat yang hadir terkena pilek maka akan diberikan masker. Jadi tidak semua, khusus yang pilek saja. Karena keterbatasan persediaan masker dari kita,” katanya.
Yulianus mengatakan, ada yang berbeda dalam prosesi misa yang akan dilaksanakan pada puncak penahbisan nanti.
Panitia, kata dia, akan mengimbau, baik di luar Gereja Katedral maupun di dalam untuk sementara, tidak ada air berkat di pintu masuk gereja dan tidak ada ucapan salam damai dengan berjabatan tangan antara sesama umat.
Kemudian pastor juga akan diimbau selama membagikan hostia tidak ada pengucapan “Tubuh dan Darah Kristus”. “Pada saat pembagian hostia, itu hanya dalam hati saja,” kata Dokter Yulianus.
Selain itu, lanjut dia, pastor yang membagikan hostia dalam gereja tidak boleh pastor dari luar wilayah Ruteng.
Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi akan beredarnya virus Covid-19, sekaligus memberikan rasa aman kepada semua umat yang hadir.
“Jadi, itu semua langkah antisipasi yang kita buat berdasarkan hasil rapat bersama panitia tahbisan. Dinas kesehatan, tetap selalu antisipasi, melakukan pemeriksaan terkait adanya beredar virus Covid-19 di Manggarai,” tutup Yulianus.
KR: L. Jehatu
Editor: Ardy Abba