Bajawa, Vox NTT- PN, oknum Kepala Sekolah Dasar Katolik di Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada diduga mencabuli muridnya sendiri.
Korbannya adalah Bunga (samaran), usia 12 tahun, siswi kelas VI di sekolah itu. Mirisnya, Bunga adalah seorang anak yatim piatu. Ia tinggal di panti asuhan milik biarawati katolik di wilayah itu.
Dugaan kasus pencabulan kepada Bunga dilaporkan terjadi pada 12 Februari 2020 lalu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun voxntt.com dari guru korban, pencabulan kepada Bunga dilakukan PN di ruang kerjanya saat jam pelajaran sedang berlangsung.
Menurut sang guru, meski umur Bunga baru 12 tahun, namun secara fisik, ia berbeda dengan teman di sekolahnya. Bunga sudah seperti gadis remaja.
Kepolisian Resort Ngada Sektor Riung pun diminta segera mendalami kasus dugaan pencabulan itu.
“Harapannya begitu, Polisi tangkap dia, biar kita semua tidak terbebani. Mungkin ada korban lain selain dia (Bunga), siapa tahu toh pak,” ujar guru Bunga.
Informasi pencabulan terhadap Bunga diketahui pihak sekolah setelah seorang biarawati yang merawat Bunga datang mengadu ke sekolah itu.
Saat itu, PN, sang kepala sekolah tak berada di tempat.
Biarawati tersebut lalu menyampaikan pengaduan ke wali kelas Bunga, hingga diketahui secara rahasia oleh kalangan guru.
Di kalangan murid, rupanya Bunga pernah bercerita ke temannya terkait perbuatan sang kepala sekolah terhadapnya. Sehingga kasus dugaan pencabulan ini menjadi rahasia umum di kalangan guru dan murid.
Salah satu orangtua dari teman Bunga mengatakan, anaknya kerap mengaku takut bila ada yang menyebut nama PN, sang kepala sekolah itu.
Setelah informasi tentang kasus pencabulan ini merebak di di kalangan guru dan murid, sang kepala sekolah tanpa sebab memindahkan Bunga ke sekolah lain, masih di wilayah Kecamatan Riung Barat.
Siang tadi, Kamis (19/03/2020), VoxNtt.com menelusuri jejak kepala sekolah predator seks itu. Rumah dinasnya di samping sekolah tampak terkunci dengan gembok.
Warga sekitar mengatakan, dia baru saja menemui kepala sekolah itu di area Pasar Maronggela.
Warga lain memberi petunjuk, bahwa kepala sekolah itu memiliki rumah pribadi di wilayah Desa Wolomeze, Kecamatan Riung Barat.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba