Maumere, Vox NTT- Kisah penolakan terhadap mereka yang pulang kampung di tengah kepanikan akibat pandemi corona tidak hanya dialami Paulus Arman di Manggarai Timur.
Baca: Paulus Isolasi Diri di Kebun, Tim Penanganan Covid-19 Pemkab Matim Siap Turun Lokasi
Hal serupa juga terjadi di Sikka. Nasib malang tersebut menimpa ZL (35) warga Kecamatan Palue. Lebih parah lagi, bukan hanya ZL yang diusir. Anggota keluarga ZL termasuk ibunya pun yang sudah renta ikut diusir.
ZL diketahui baru pulang dari Batam beberapa hari yang lalu. Ia tiba dengan pesawat di Maumere dan langsung menuju kampungnya di Palue.
ZL sendiri dikabarkan berstatus orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.
Baca Juga: Buntut Isolasi 14 Hari, Perangkat Desa di Sikka Ini ‘Alih Profesi’ Jadi Pengrajin Bambu
Setelah beberapa hari di rumah, kehadiran ZL di kampungnya ditolak warga lain. Ibu, saudari kandungnya dan seorang keponakan berusia 8 tahun yang didatanginya pun turut ditolak warga.
Akhirnya, pada Senin (30/03/2020), bersama ibu kandung, saudari dan keponakannya, ZL mengungsi ke Maumere menggunakan kapal kayu penyeberangan. Mereka tiba kurang lebih pukul 13.00 Wita di Pelabuhan L. Say Maumere.
Petugas medis Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 langsung mendatangi untuk melakukan pemeriksaan dan mengambil keterangan.
ZL dan keluarganya lalu dibawa ke Posko Siaga Covid-19 di Dinas Kesehatan Sikka untuk penangan lebih lanjut.
Usai pemeriksaan, ZL disarankan melakukan karantina mandiri di rumah keluarga di Maumere. Akan tetapi, lagi-lagi keluarga menolak menerima ZL.
Tim Posko Siaga Covid-19 lantas berkoordinasi dengan Penjabat Sekda Sikka, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Sikka, Kaban Kesbangpol Sikka, Sekretaris Dinkes Sikka dan Caritas Keuskupan Maumere.
Akhirnya pada pukul 20.15 Wita, ZL dan keluarga diantar ke Rumah Singgah ODHA di Kelurahan Waioti.
Sampai saat ini belum diketahui perkembangan lebih lanjut kondisi ZL.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Ardy Abba