Betun, Vox NTT- Aktivitas di Pasar Beiabuk Kota Betun, Kabupaten Malaka lain dari biasanya.
Pantauan VoxNtt.com, Kamis (09/04/2020), pasar tersebut tampak sepi. Para pedagang pun mengeluh karena jualan mereka seperti sayur mayur tidak laku. Pendapatan pun merosot.
Marten Aplugi, seorang pedagang di Pasar Beiabuk mengaku, saat ini situasi semakin pelik.
Sejak imbauan pemerintah agar masyarakat tidak keluar rumah dan jaga jarak aman, kondisi Pasar Beiabuk sepi pembeli.
Imbauan pemerintah tersebut tentu saja bertujuan untuk menghindari masyarakat dari serang virus corona atau Covid-19, yang hingga kini sudah merenggut ratusan ribu nyawa di dunia itu.
Ia menegaskan, saat ini pemerintah meminta masyarakat menaati imbauan kesehatan. Salah satu imbauannya ialah menggunakan masker sebagai Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19.
“Situasi saat ini kita taat imbauan dari pemerintah dengan menggunakan masker, namun harga masker melambung tinggi. Jangankan mau beli masker beli beras saja susah,” ujar Marten kepada VoxNtt.com, Sabtu (11/04/2020).
Menurut dia, kesulitan ekonomi para pedagang di Pasar Beiabuk disebabkan oleh karena dagangan mereka sepi pembeli.
“Ini dampak dari imbauan tegas pemerintah daerah dan aparat Kepolisian untuk tidak melakukan aktivitas atau menjauhi kerumunan banyak orang,” ujar Marten.
Marten yang saban harinya menjual sayuran di Pasar Beiabuk Kota Betun mengaku pendapatannya kian menurun.
Minta DPRD Bantu Masker
Marten juga mengaku hingga kini mereka kesulitan untuk mendapatkan masker sebagai APD Covid-19.
Ia pun berharap ada aksi nyata dari para DPRD Malaka untuk membantu APD berupa masker kepada pedagan di Pasar Beiabuk.
“Saya berharap 25 anggota DPRD Malaka terketuk hatinya guna menyisihkan gajinya, tidak usah banyak-bayak cukup 10 persen saja guna membantu kami yang tidak mampu ini dengan membeli masker yang standar,” harap Marten.
“Anggota DPRD Malaka harus perhatikan masyarakat di Dapilnya, jangan hanya meng-apload foto di facebook mencari sensasi dan duduk diam berpangku tangan,” sambung dia.
Menurut dia, DPRD seharusnya tanggap dan melihat masyarakat di-Dapilnya seperti yang sudah dilakukan beberapa anggota dewan Malaka lainnya yakni membagikan masker dan memberi bantuan alat pelindung diri (APD) ke rumah sakit.
Hal yang sama juga disampaikan rekan Marten, Alexander Wenyi Rohi. Dia mengeluhkan Bank yang belum juga mendapat mandat dari pimpinan pusat terkait keringanan beban kredit.
“Situasi saat ini terkadang kita selalu kesulitan membayar cicilan Bank karena pengunjung pasar sudah berkurang, jadi penghasilan kami berkurang,” ungkapnya datar.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba