Bajawa, Vox NTT- Pemadaman listrik pada sistem jaringan Bajawa, Kabupaten Ngada selama pekan ini memang terus dikeluhkan warga.
Pekan lalu, Camat Wolomeze Kasmin Belo mengatakan, pemutusan aliran listrik di wilayahnya telah menyebabkan aktivitas di posko pemantauan Covid-19 terganggu.
“Selama ini saya sering komunikasi langsung dengan kepala PLN, jawaban selalu bilang tunggu kami kordinasi dulu, tapi ahkir-ahkir ini saya sudah malas, responnya begitu-begitu saja,” ujar Camat Belo.
Camat Belo mengaku, daya baterai pada handphone-nya sering tak diisi lantaran waktu pemadaman hingga dua hari.
Bahkan dia mengaku sampai tak hadir mengikuti pertemuan dengan Tim Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 Kabupaten Ngada lantaran keterlambatan informasi.
Sedangkan, di Desa Mainai, masih di Kecamatan Wolomeze, lamanya waktu pemadaman hingga berjam-jam juga turut mengganggu aktivitas Posko Pemantauan Covid-19 di pintu masuk dari Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo.
Plt. Kepala Desa Mainai Cristianus Maku Jawa mengatakan, kehadiran listrik di tengah wabah pandemi Covid-19 ini sangat dibutuhkan.
Itu terutama untuk mendukung kerja Tim Gugus Tugas Covid-19 dalam memantau pergerakan orang dari Nagekeo menuju Kabupaten Ngada.
Dalam urusan ibadah keagamaan juga mendapat keluhan akibat pemadaman listrik. Salah satu umat Katolik di Paroki Salib Suci Soa, Baim Atu menyesalkan pemadaman listrik.
Ia mengaku, pemadaman sepihak juga terjadi pada perayaan Tri Hari Suci menjelang Hari Raya Paskah.
Akibatnya, saat itu umat Katolik kehilangan suasana khusyuk menjalankan ibadah di rumah karena kehilangan sinyal dan kehabisan baterai.
Sementara itu, Manager PLN Bajawa Vinsentius Rembo menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang merasa terganggu terhadap pemadaman listrik yang belakangan kerap terjadi.
Vinsentius beralasan pemutusan aliran listrik ke wilayah Kecamatan Soa, Wolomeze dan Bajawa Utara terpaksa dilakukan karena disebabkan oleh gangguan alam maupun manusia.
Menurutnya, cuaca ekstrem yang belakangan ini terjadi di Kabupaten Ngada telah menyebabkan tumbangnya sejumlah pohon hingga menimpa jaringan listrik.
Belum lagi, kata dia, ada oknum tertentu yang sengaja meletakkan kayu pada jaringan listrik.
Untuk itu, Vinsentius berharap kepada masyarakat agar dapat merelakan tanamannya ditebang di sepanjang jaringan listrik PLN Bajawa.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Ardy Abba