Maumere, Vox NTT- Sampai dengan Selasa (21/04/2020), Satgas Covid-19 Sikka belum mendapat informasi hasil pemeriksaan 6 sampel Swab. Akibatnya, eks penumpang KM Lambelu yang menjalani karantina belum diperbolehkan pulang. Padahal masa karantina seharusnya selesai pada hari ini Selasa (21/04/2020).
“Kita belum bisa pulangkan karena masih menunggu hasil Swab. Kita kirim hasil rapid test yang reaktif. Kalau hasil Swab negatif kita pulangkan tetapi kalau hasil Swab postif maka karantina akan diperpanjang ditambah 14 hari lagi,” terang Juru Bicara Satgas Covid’19 Sikka, Petrus Herlemus kepada awak media di Posko Covid-19 Sikka, Selasa siang.
Keenam sampel Swab tersebut dikirim pada Rabu, 15 April 2020 lalu ke Laboratorium BTKL Surabaya.
Dari keseluruhan sampel Swab tersebut, dua di antaranya merupakan sampel Swab pasutri asal Nebe yang pernah kontak langsung dengan pasien 01 Covid-19 NTT.
Sementara itu, sisanya merupakan sampel 4 eks penumpang KM Lambelu. Yang mana, 3 sampel eks penumpang yang hasil rapid test dinyatakan reaktif dan 1 sampel penumpang yang mengalami stroke ringan.
Belum adanya hasil pemeriksaan Swab tersebut ditengarai banyaknya sampel Swab yang diterima oleh BTKL Surabaya. Kemungkinan sampel Swab dari Sikka masih dalam daftar antean.
Herlemus menerangkan sempat terjadi riakan kecil di kedua lokasi karantina terkait hal itu.
“Ada salah paham dan kami sudah mendatangi kedua lokasi karantina untuk memberikan penjelasan. Kami minta kita semua sama-sama jaga nian tana dengan lakukan yang terbaik bagi warga karantina dan yang terbai bagi masyarakat Sikka lainnya,” terangnya.
Saat ini Satgas Covid-19 Sikka sedang menyiapkan tambahan dua lokasi karantina yakni Puskesmas Waigete dan eks Kantor Bupati Sikka, di samping SCC.
Pantauan VoxNtt.com sampai Selasa sore, para warga karantina di SCC masih beraktivitas seperti biasa. Tampak beberapa warga karantina duduk di luar gedung saat jam istirahat siang.
Tampak pula ada warga karantina yang menerima kunjungan keluarga. Mereka berdiri berjauhan dengan dibatasi tali dan sebuah meja.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Ardy Abba