Borong, Vox NTT-Di tengah pandemi virus corona yang kian merebak para guru SD Negeri Ketang, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) menggelar kegiatan pembelajaran home visit (kunjungan rumah) peserta didik, Rabu (22/4/2020).
Kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari surat edaran dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Matim nomor: 420/609/PPO/IV/2020, tentang perubahan surat edaran nomor: 420/544/PPO/IV/2020 terkait pelaksanaan kebijakkan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus di Kabupaten Manggarai Timur.
Pantauan VoxNtt.com, tampak beberapa guru di sekolah itu melakukan kegiatan pembelajaran di sejumlah tempat tinggal siswa. Bahkan mereka harus berjalan kaki ratusan meter agar bisa bertemu dengan siswanya.
Anselmus Hambur salah satu guru yang ditemui VoxNtt.com di Kampung Ndei tampak bersemangat untuk memberikan penjelasan kepada salah satu siswa di kampung itu.
“Ini adalah pengabdian sebagai seorang guru. Tapi saya sangat bangga karena bisa menemui siswa siswi di sini dan bisa mengetahui secara pasti perkembangan belajar mereka selama pandemi virus corona,” ucapnya.
Kendati kegiatan itu terkendala oleh akses menuju rumah siswa, namun tidak mengurungkan niat Anselmus untuk tetap memberikan yang tebaik bagi para siswa.
Ia berucap para siswa harus didampingi, juga dipantau agar bisa mengetahui perkembangan belajar selama pandemi Covid-19.
Sementara, Kepala UPTD SDN Ketang Honoratus Mammilianus di sela-sela kegiatan itu mengatakan pembelajaran dengan metode kunjungan rumah (home visit) siswa merupakan instruksi dari pemerintah yang wajib dilakukan oleh setiap sekolah.
“Ini hari pertama kita lakukan kunjungan rumah, beberapa guru sudah mulai menyebar di setiap kampung. Berdasarkan instruksi dari dinas PPO kegiatan ini akan dilakukan sampai tanggal 30 Mei,” katanya.
Dikatakannya jumlah peserta didik di sekolah itu sebanyak 169 orang. Yang mana tersebar di beberapa anak kampung yakni, Ndalir, Ketang, Rangat, Tuwa, Lekongelo dan Leda.
“Memang kesulitannya ada beberapa rumah siswa yang cukup jauh. Bahkan guru-guru harus berjalan kaki ratusan meter. Tetapi pembelajarannya tetap menyenangkan. Itu prinsip kita,” ujarnya.
Honoratus juga menilai pembelajaran di rumah kadang membuat beberapa siswa grogi. Hal itu dikarenakan guru berhadapan langsung dengan siswa.
“Saya pikir karena faktor itu. Karena pembelajarannya tidak seperti di kelas yang dihadiri banyak siswa. Apalagi 1 guru 1 orang. Memang bisa 2 orang apabila rumah berdekatan,” katanya.
Kendati demikian, pria kelahiran 1977 itu berucap pihaknya akan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada selama proses pembelajaran di rumah.
“Kita tetap jaga jarak dan pakai masker. Kesan orang tua saat kami datangi rumah mereka sangat memuaskan. Bahkan mereka tidak pergi ke kebun hanya mau para guru,” ucapnya.
“Beban kerja memang agak sedikit menguras tenaga karena harus dari rumah ke rumah. Tapi saya yakin prosesnya sangat menyenangkan,” tambahnya.
Ia pun berharap dinas tetap memberikan suport kepada guru-guru di sekolah itu.
“Kita juga mengharapkan semoga badai Covid ini segera berakhir,” imbuhnya.
Terpisah, Maria Mariana Amur (50) salah satu orangtua siswa mengaku senang, lantaran para guru yang sudah berupaya untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah peserta didik.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada para guru dengan adanya kegiatan seperti ini. Ini merupakan suatu gerakan yang baik. Walau mereka tidak belajar di sekolah,” ucapnya.
Kendati proses belajar tidak seperti di sekolah ibu empat anak itu berkomitmen akan tetap memperhatikan kegiatan belajar anak selama berada di rumah.
“Kami akan cek terus aktifitas belajar mereka. Kami juga berharap muda-mudahan bebas sudah corona ini. Sehingga anak-anak bisa belajar seperti biasanya,” kata Maria.
Tetap Belajar di Rumah
Beneditus Jeharun salah satu pelajar kelas IV mengaku bangga dan senang, karena masih mendapat kesempatan untuk belajar dan bertemu guru di sekolah itu.
“Kami senang karena bisa bertemu apalagi selama ini kami hanya belajar di rumah. Kami berdoa semoga virus ini segera berahir,” ucapnya.
Benediktus berharap selama pandemi virus corona ini teman-teman di sekolah itu terus belajar hingga badai ini berakhir.
“Jangan pernah mengalah dan terus belajar di rumah,” imbuhnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba