Maumere, VoxNtt.com- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sikka resmi meluncurkan program pengabdian sosial bertajuk ‘Masker Untuk Sikka’ pada Rabu (22/4/2020).
Launching yang dilaksanakan di RSUD dr.T.C. Hillers Maumere, dihadiri para dokter dan awak media di Sikka.
Dari sekian banyak alasan yang melatarbelakangi gerakan ini, VoxNtt.com mencatat dua motif khusus dr.Mario dan kawan-kawan.
Pertama, upaya pencegahan COVID 19. Kedua, meningkatkan pendapatan penjahit lokal di tengah pandemi COVID 19.
Ketua IDI Sikka, dr.Mario B. Nara menyatakan, dengan keterbatasan fasilitas dan tenaga kesehatan, upaya pencegahan harus lebih diutamakan.
“Menurut kami di IDI yang utama adalah pencegahan, pencegahan dan pencegahan. Pada prinsipnya kita ingin masyarakat Sikka memahami pencegahan COVID 19 ini dengan memakai masker,” ungkap dr. Mario dalam sambutannya.
Saat ini RSUD dr.T.C. Hiller Maumere baru memiliki 19 ruang isolasi. Selain perawat, hanya ada 2 dokter ahli penyakit dalam dan dokter ahli anak yang ditugaskan di ruang isolasi.
Menurutnya, dengan tingkat penyebaran yang sangat masif, akan ada kesulitan bila kasus meningkat. Oleh karenanya, COVID 19 perlu dicegah bersama-sama.
“Bukan kami tenaga medis takut terpapar. Kami cemas apa yang akan terjadi dengan Sikka bila jumlah kasus meningkat,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini sudah mulai ada kesadaran warga menggunakan masker terutama di kota. Akan tetapi, di luar kota terutama di arah timur, dirinya kerap menemui masyarakat tak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.
“Kalau di kota saya lihat ada perubahan. Saya sering ke arah timur, terutama kalau lewat Geliting, saya lihat banyak yang tidak pakai masker atau duduk berdempetan di angkutan umum,” tandasnya.
IDI Sikka menargetkan donasi sebesar Rp 185.217.500. Dana sebanyak itu dikumpulkan dari keluarga dan kenalan di luar Sikka. Selain uang IDI juga menggalang donasi masker kain.
Target ‘Masker Untuk Sikka’ adalah menyediakan sebanyak 75.000 masker untuk rakyat Sikka. Sampai dengan Rabu (22/4/2020) jumlah dana yang terkumpul sebanyak Rp 49.000.000.
1000 masker pertama didistribusikan hari ini, Kami (24/4/2020) di Nita yakni di Pasar Nita, Puskesmas Nita dan STFK Ledalero.
Di tempat yang sama, dr.Asep Purnama selaku Penasihat IDI Sikka menerangkan dalam pengadaan masker tersebut IDI bekerja sama dengan 18 orang penjahit lokal di Maumere.
IDI sengaja bekerja sama dengan penjahit lokal agar gerakan ini juga bisa berdampak ekonomi terhadap mereka.
“Kami tidak mau pesan di luar. Kami ingin bisa bermanfaat secara ekonomi bagi penjahit di Maumere. Dari keseluruhan budget yang ditargetkan setengahnya dianggarkan untuk ongkos jahit sisanya untuk pengadaan bahan baku,” ungkap Dokter Ahli Penyakit dalam tersebut.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Irvan K