Kefamenanu, Vox NTT- Tim Satgas Pencegahan Penyebaran Covid-19 bentukan Pemkab TTU saat ini tengah gencar melakukan sosialisasi hingga ke tingkat bawah.
Hal itu tampak seperti yang dilakukan oleh tim satgas yang dipimpin oleh Yosef Tanu saat melakukan sosialisasi di Kantor Camat Insana Barat, Rabu (22/04/2020).
Pantauan VoxNtt.com, dalam sosialisasi terbatas tersebut dihadiri oleh para kepala desa dan petugas kesehatan.
Yosef Tanu selaku pimpinan tim satgas untuk sosialisasi di Kecamatan Insana Barat saat diwawancarai wartawan usai kegiatan menuturkan, dalam sosialisasi terbatas tersebut terdapat beberapa kebiasaan lokal masyarakat yang menjadi perhatian khusus.
Itu seperti kebiasaan mengkonsumsi minuman keras menggunakan 1 gelas, tradisi Nau Tupa (makan bersama langsung pada 1 nyiru) yang dilakukan saat acara adat serta beragam tradisi lainnya.
Menurutnya, kebiasaan-kebiasan tersebut sebenarnya berpotensi untuk mempercepat penularan Covid-19.
Sehingga ia meminta untuk saat ini kebiasaan tersebut ditiadakan untuk sementara waktu hingga virus corona hilang.
“Seperti kebiasaan makan sirih pinang juga, kita selama ini pakai sistem edarkan kabi (tempat disimpannya sirih pinang), itu kalau ada 20 atau 30 orang yang saat itu ada di situ dan pegang itu tempat sirih kalau pas ada 1 yang sudah kena (terinfeksi virus corona) maka bisa kena semua itu,” tegasnya.
Sementara itu, Camat Insana Barat Yohanes Hati saat diwawancarai wartawan menuturkan dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 pihaknya tidak berjalan sendiri.
Namun juga dengan melibatkan tokoh agama maupun tokoh adat.
Dari sisi pemerintahan,kata dia, pihaknya sudah melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh fasilitas umum.
Sementara dari sisi adat, Yohanes mengaku sudah dilakukan ritual adat mulai dari masing-masing rumah adat hingga puncaknya dilakukan di tempat ritual adat Eno Subun.
“Juga kita sudah buat misa (perayaan ekaristi) di gereja untuk tolak penyebaran virus corona baik dari Insana Barat, TTU, NTT dan Indonesia pada umumnya,” tandasnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba