Vox NTT – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan akan memindahkan pabrik semen ke Pulau Timor, jika warga Manggarai Timur (Matim) menolak kehadiran pabrik itu.
“Kalau tidak diizinkan, saya akan pindahkan pabrik itu ke Timor. Kebetulan di Timor banyak bahan bakunya,” ujar Laiskodat seperti dilansir Mediaindonesia.com, Minggu (26/04/2020).
Menurut Laiskodat, saat ini pembangunan di Provinsi NTT membutuhkan semen.
Baca: Pengamat: Itu Wilayahmu Agas, Masa Tak Bernyali Lawan Gubernur
Kebutuhan semen di NTT setiap tahun mencapai 1,2 juta ton/tahun. Belum lagi kebutuhan semen di Timor Leste mencapai 600 ribu ton/tahun.
Sementara saat ini NTT, kata dia, hanya mampu menghasilkan 250 ribu ton/tahun.
“Produksi Semen Kupang saat ini hanya mampu mencapai 250 ribu ton per tahun. Kami defesit semen 950 ribu ton per tahun. Kekurangan itu, selama ini, kami datangkan dari Jawa,” katanya.
Pabrik semen di Manggarai Timur kata Laiskodat, untuk memenuhi kebutuhan lokal. Apalagi, saat ini pemerintah sedang membangun besar-besaran di Flores.
Pemprov NTT akan membangun sepanjang 1.000 km dari Labuan Bajo menuju Wae Rebo di Kabupaten Manggarai dan pasti membutuhkan semen.
Baca: “Bagaimanapun Bentuknya, Saya Punya Tanah Tidak Boleh Diganggu”
“Saya hanya mengizinkan pabrik semen. Pabrik lain di luar semen, apakah itu emas, tidak akan saya izinkan. Saya izinkan karena memang ada kebutuhan,” kata Laiskodat.
Viktor memastikan pembangunan semen di Matim tidak akan merusak lingkungan dan tidak akan merugikan warga setempat.
Sebab itu, ia meminta Bupati Matim Agas Andreas untuk mengizinkan pembangunan pabrik semen di daerahnya.
Selain itu, ia juga berharap masyarakat bisa memahami dasar pemikiran pembangunan pabrik semen di Matim. Sebab di daerah ujung timur Manggarai itu berlimpah bahan baku.
Baca: Timbang Untung dan Buntung Pabrik Semen Lingko Lolok
“Tidak mungkin saya bangun di Sumba, karena di sana tidak ada bahan baku,” katanya
“Kalau swasta tidak bisa membangun, pembangunannnya diambil alih Pemprov. Saya hanya mengizinkan pabrik semen karena memang dibutuhkan. Pabrik lainnya tidak mungkin saya izinkan,” kata Laiskodat.
Untuk diketahui, hingga kini rencana pembangunan pabrik semen di Kabupaten Matim masih menuai pro-kontra.
Rencana pembangunan pabrik semen di Matim mendapat penolakan sebagian warga karena alasan lingkungan hidup dan budaya.
Sumber: Media Indonesia
Penulis: Pepy Kurniawan