Betun, Vox NTT – Perhelatan politik pemilihan kepala daerah (Pilkada) Malaka tak lama lagi akan digelar.
Kendati pemerintah belum mengeluarkan Perppu tentang pelaksanaan Pilkada, namun tidak sedikit juga warga masih membahas pesta demokrasi lima tahunan itu. Meski memang saat ini sedang ada pandemi Covid-19.
Dari sekian banyak kandidat yang ramai diperbincangkan publik, nama Emanuel Bria Seran pun turut menjadi bahan diskusi banyak orang.
Ia adalah putra asli Malaka kelahiran Rabasa Hain, 16 November 1979.
Ia dibesarkan dalam lingkungan adat Rabasa yang sangat kental dengan budaya saling menghormati antar-sesama.
Eman Bria, begitu ia kerap disapa, menamatkan SD di kampung halamannya, SD Halibenaus, Kabupaten Malaka.
Setelah menamatkan SD, Eman Bria melanjutkan pendidikannya di Kota Dili, ibu kota Negara Timor Leste.
Di sana, ia menghabiskan waktu 6 tahun untuk menyelesaikan studinya di jenjang sekolah menegah pertama (SMP) dan sekolah menegah atas (SMA).
Ia menempuh pendidikan di SMP Kristal dan SMU Kolese Santo Yoseph Kota Dili.
Di Kota Dili, Eman Bria tinggal bersama pamannya yang kebetulan bekerja di sana.
Berbekal ijazah SLTA-nya, Eman Bria merasa ada panggilan hidup membiara dalam batinnya.
Mewujudkan niat sucinya, Eman Bria akhirnya memilih serikat Salesian Don Bosco (SDB) sebagai tempat untuk menuntut ilmu dan memberi diri untuk hidup membiara menjadi Missionaris.
Tarekat SDB ini berpusat di Jakarta. Eman Bria akhirnya harus ke ibu kota untuk mewujudkan cita – citanya menjadi imam katolik.
Selama hidup dalam biara SDB, Eman Bria menyelesaikan studi filsafatnya di STF Driyarkara Jakarta.
Beberapa tahun hidup sebagai Seminaris, Eman Biara mendapat banyak pengalaman yang luar biasa.
Kala itu, Eman Bria dididik dan dibina oleh para pastor SDB untuk menjadi Missionaris. Tentu, pengalaman rohani dalam hidup membiaranya sudah matang.
Kembali pada sabda Tuhan dalam ayat di Injil, banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih. Eman Bria akhirnya memilih kembali hidup sebagai kaum awam. Jubah biaranya pun dilepas.
Singkat cerita, Eman Bria bertemu pasangan hidup dan cinta sejatinya Rachel Cicilia Tuerah.
Kedua pasangan ini sangat unik. Mereka berdua lahir di hari, bulan dan tahun yang sama yakni 16 November 1979.
Maju di Pilkada Malaka
Usai menjadi salah satu orang yang sukses di ibu kota, ia kemudian memilih untuk kembali ke kampung asalnya.
Bagi dia, tak ada gunanya menjadi orang sukses di tanah orang, ketika tidak mengambdi untuk melakukan kebaikan di kampung sendiri.
Atas dasar itu, ia akhirnya memilih untuk mengabdi dan membangun Kabupaten Malaka sehingga mencalonkan dirinya sebagai bakal calon Bupati Kabupaten Malaka.
Pada Pilkada kali ini, Emanuel Bria memilih Roy Tei Seran atau yang sudah dikenal publik Malaka dengan sebutan RTS untuk mendampinginya.
Eman Bria adalah kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai pengurus DPP bidang Departemen Energi dan SDA.
Sedangkan, RTS adalah kader muda PDI Perjuangan dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPC Kabupaten Malaka. Ia adalah f alumnus Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui, Kupang, NTT.
Dengan semangat mencintai dan melayani, dua putra terbaik Kabupaten Malaka ini siap bertarung di Pilkada nanti.
Kabupaten Malaka adalah Daerah Otonomi Baru yang pisah dari Kabupaten Belu pada tahun 2013 lalu.
Daerah di wilayah pesisir selatan pulau Timor ini terkenal akan lahan pertaniannya yang subur.
Namun, bagi mereka potensi sumber daya alam yang kaya ini belum maksimal digarap untuk kemakmuran masyarakatnya.
Untuk itu, Emanuel Bria bersama Roy Tei Seran, berniat membangun Malaka yang lebih bermartabat dan berbudaya serta unggul dalam hasil pertanian yang modern.
Dua anak muda potensial ini berharap agar semua masyarakat Malaka, meninggalkan gaya lama berpolitik yang sering memisahkan Foho (dataran tinggi) dan Fehan (dataran rendah).
“Mari kita bangun Kabupaten Malaka ini dengan berpolitik yang gembira dan santun bermartabat. Kita anak – anak Malaka yang berpotensi mengubah Malaka ini ke arah yang lebih baik,” kata Eman Bria kepada VoxNtt.com, Minggu (03/05/2020).
Pendiri Forum Malaka Bangkit ( FMB ) ini juga sudah memiliki banyak pengalaman dalam dunia kerja profesional.
Memiliki Segudang Pengalaman
Memilih untuk bertarung pada Pilkada Malaka, Eman Bria tidak datang begitu saja.
Pria yang ingin menjadi orang nomor satu di Kabupaten Malaka ini tentunya memiliki banyak pengalaman.
Pada tahun 2006, ia menjadi Konsultan Analisa Dampak Ekonomi, Sosial dan lingkungan, PT Maunsell yang bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Bank Pembangunan Asia.
Pada tahun 2008, pegiat sejarah Timor ini juga menjadi Manajer program perumahan rakyat bersama Habitat for Humanity Indonesia (2008 – 2010).
Ia juga menjadi Fellow pada Fredrich Ebert Stiftung (FES), Bonn, Jerman (2011), Manajer European Commission Program untuk masyarakat sipil di Timor Leste (2010 – 2012).
Setelah itu Bria Seran pernah juga menjadi Manajer Asia Tenggara, Phnom Penh, Kamboja, Catholic Agency for Overseas Development (2012 –2013),
Pada tahun 2014 – 2019 ia menjadi Pengajar tata kelola energi dan pertambangan, program tahunan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Saat itu juga Eman Bria menjadi dosen tamu Kebijakan Energi di Universitas Paramadina (2018 –2019).
Perwakilan Indonesia, Natural Resource Governance Institute (NRGI) (2013- 2019).
Pernah menjadi Konsultan EITI Internasional, Oslo di Norwegia (Februari 2020 – Sekarang).
Sejak tahun 2019 sampai sekarang, ia menjabat sebagai Ketua Koperasi Digital Indonesia (KDI), NTT dan sempat menjadi Konsultan, NRGI sejak Januari sampai Februari 2020.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba