Borong, Vox NTT-Perkembangan penduduk miskin merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan di suatu daerah.
Tinggi rendahnya tingkat kemiskinan di daerah tergantung pada dua faktor, yaitu tingkat pendapatan daerah rata-rata, dan lebar sempitnya kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang diperoleh dari perbandingan angka persentase penduduk dan pendapatan rill tahunan.
Jumlah penduduk miskin tahun 2017 di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) Provinsi NTT mencapai 74.850 jiwa atau 26,80 persen.
Demikian data Badan Pusat Statistik (BPS) Manggarai Timur tahun 2019 yang terungkap dalam buku Profil Daerah Kabupaten Manggarai Timur tahun 2019.
Jumlah penduduk miskin ini pun mengalamai penurunan 0,91 % (persen) dari tahun 2016.
Sedangkan dari sisi garis kemiskinan pada tahun 2017 sebesar 299.530 rupiah per kapita, meningkat sebesar 22.827 rupiah per kapita dari tahun 2016.
Data BPS menyatakan secara umum perekonomian Kabupaten Manggarai Timur dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan secara positif dan cukup tinggi.
Hal ini digambarkan melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan pada perode 2014 sampai 2018 yang tumbuh di atas 5 persen dan PDRB atas dasar harga berlaku yang meningkat cukup signifikan.
Nilai PDRB Manggarai Timur atas dasar harga berlaku 2010 pada tahun 2018 mencapai 2,99 triliun rupiah. Secara nominal, nilai PDRB ini mengalami kenaikan sebesar 259 miliar rupiah dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai 2,73 triliun rupiah.
Naiknya nilai PDRB ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha dan adanya inflasi.
Berdasarkan harga konstan 2010, angka PDRB juga mengalami kenaikan, dari 1,84 triliun rupiah pada tahun 2017 menjadi 1,93 triliun rupiah pada tahun 2018.
Hal ini menunjukkan selama tahun 2018 Manggarai Timur mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 5,08 persen, sedikit mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan PDRB ini murni disebabkan oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha, tidak dipengaruhi inflasi.
Struktur Ekonomi
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam nemproduksi barang dan jasa
menentukan struktur ekononi suatu daerah.
Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh setiap lapangan usaha, menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.
BPS mencatat selama lima tahun terakhir (2014-2018) struktur perekonomian Manggarai Timur didominasi oleh lima (5) kategori lapangan usaha, yakni pertanian, kehutanan dan perikanan, administrasi pemerintahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, informasi dan komunikasi dan konstruksi.
Hal ini dapat dilihat dari peranan masing-masing lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Manggarai Timur.
Peranan terbesar ada pembentukan PDRB Manggarai Timur pada tahun 2018 dihasilkan oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, yaitu mencapai 45,02 persen (angka ini menurun dari 47,50 persen di tahun 2014).
Selanjutnya, lapangan usaha administrasi pemerintahan sebesar 14,96 persen (naik dari 12,91 persen di tahun 2014), disusul oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,35 persen (naik dari 11,15 persen di tahun 2014).
Lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 9,30 persen (turun dari 9,45 persen di tahun 2014) dan lapangan usaha Konstruksi sebesar 6,15 persen (naik dari 5,40 persen di tahun 2014).
Di antara kelima lapangan usaha tersebut, administrasi pemerintahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta konstruksi adalah kategori yang mengalami
peningkatan peranan.
Sebaliknya, pertanian, kehutanan, dan perikanan peranannya berangsur-angsur menurun.
Sedangkan lapangan usaha informasi dan komunikasi cenderung menurun. Sementara itu, peranan lapangan usaha lainnya, masing-masing kurang dari 5 persen.
Data BPS menyatakan, salah satu penyebab menurunnya peranan pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah berkurangnya luas lahan pada lapangan usaha tersebut.
Baca: Timbang Untung dan Buntung Pabrik Semen Lingko Lolok
Lambatnya kenaikan harga produk lapangan usaha tersebut dibandingkan produk lain juga menjadi penyebab turunnya ketiga peranan lapangan usaha tersebut.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk melihat kinerja perkonomian secara ril di suatu wilayah.
Laju pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang
dibasilkan oleh semua lapangan usaha kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun
waktu setahun.
Nasib Nenek Lusia dalam Pusaran Misi Kemanusian Arsy
Berdasarkan harga konstan 2010, nilai PDRB Manggarai Timur pada tahun 2018 meningkat. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di seluruh lapangan usaha yang sudah bebas dari pengaruh inflasi.
Nilai PDRB Manggarai Timur tahun 2018 atas dasar harga konstan 2010, mencapai 1,93 triliun rupiah.
Angka tersebut naik dari 1,84 triliun rupiah pada tahun 2017.
Hal tersebut menunjukkan bahwa selama tahun 2018 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,08 persen, sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang mencapai 5,09 persen.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas yakni sebesar 12,71 persen.
Sedangkan, lapangan usaha pertambangan dan penggalian satu-satunya yang mengalami pertumbuhan negatif atau penurunan sebesar -2,50 persen.
Baca: Harga Selalu Anjlok, Petani Jagung di Compang Ndejing Butuh Sentuhan Pemda Matim
Dari 17 lapangan usaha ekonomi yang ada, 16 lapangan usaha mengalami pertumbuhan yang positif. Dua belas lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif lebih dari lima persen (5 %).
Sedangkan tiga lapangan usaha lainnya tercatat mengalami pertumbuhan positif namun lebih rendah, yaitu kurang dari lima persen serta satu lapangan usaha yang belum mempunyai kontribusi dalam PDRB Manggarai Timur yakni Jasa Perusahaan.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif lebih dari lima persen tersebut antara lain, lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 12,71 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 9,39 persen, konstruksi sebesar 8,24 persen.
Perdagangan besar dan eceran, reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 7,69 persen, lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 7,32 persen, lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 7,17 persen.
Lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 6,22 persen, Jasa Pendidikan sebesar 5,92 persen, lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 5,75 persen, lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 5,38 persen, Real Estate sebesar 5,33 persen, dan lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 6,35 persen.
Sedangkan tiga lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan positif kurang dari 5 % adalah lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar 4,08 persen, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 3,56 persen, lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 2,41 persen. (VoN)