Vox NTT- Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (PADMA) Indonesia menanggapi kebijakan Pemerintah Provinsi NTT di tengah wabah virus corona atau Covid-19.
Direktur PADMA Indonesia Gabriel Goa membeberkan sejumlah tanggapan di balik poin-poin kebijakan Pemprov NTT.
Pertama, aktivitas pemerintahan zona hijau agar tetap beraktivitas patut diingatkan serius adalah wajib mengikuti protokol kesehatan.
Baca: Gubernur NTT Minta Para Bupati Buka Pos Batas, Ini Alasannya
Itu seperti menggunakan masker, menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer, serta disinfektan dan jaga jarak. Gabriel menilai, jika tidak ditaati, maka zona hijau pun akan menjadi zona merah.
Kedua, PADMA Indonesia sangat setuju bahwa sekolah dan kuliah sementara dari rumah saja. Pihak sekolah dan kampus diminta pro-aktif membantu pelajar dan mahasiswa belajar dari rumah, baik secara virtual maupun jemput bola terutama di desa-desa yang belum ada akses internet.
Ketiga, PADMA Indonesia mengapresiasi atensi Pemprov NTT dan kabupaten/kota yang peduli dengan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTT, baik yang prosedural maupun non prosedural.
Meski begitu, PADMA Indonesia masih mempertanyakan akurasi data 5000-an PMI milik Pemprov NTT.
“Data itu berasal data dari mana? Terus yang balik ke NTT sebelum akhir Mei dan Juni 2020, apakah sudah didata?” tanya Gabriel.
Dalam kaitan dengan ini, menurut Gabriel dibutuhkan kerja sama serius untuk mendapatkan data akurat dimulai dari desa-desa se-NTT. Keakuratan data ini penting untuk memudahkan pemerintah dalam menyalurkan bantuan Sembako dan pelayanan kesehatan bagi PMI.
Yang paling penting, lanjut Gabriel, adalah mempersiapkan kompetensi dan kapasitas PMI di Balai Latihan Kerja (BLK). Kemudian, mengurus resmi di Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) sebagaimana diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan PMI dan Pergub NTT.
Keempat, PADMA Indonesia menilai Pemprov dan Pemkab/Pemkot se-NTT sungguh taat pada protokol kesehatan. Sebab jika dibiarkan bebas, maka sebelumnya yang mendapatkan posisi zona hijau, bisa saja berubah menjadi zona merah.
“Karena pandemi Covid-19 sudah mendunia bukan hanya di NTT saja,” tutup Gabriel. (VoN)