Betun, Vox NTT-Menjelang Pilkada Malaka Desember 2020 mendatang, ada beberapa nama bakal calon Bupati dan Wakil Bupati yang sudah santer disebut-sebut di tengah masyarakat.
Mereka seperti Simon Nahak, Doktor hukum dan pengacara kondang yang bekerja di Bali. Dia berpasangan dengan mantan anggota DPRD Provinsi NTT, Kim Taolin.
Ada pula Emanuel Bria, tokoh muda asal Rabasa yang sukses di Jakarta sebagai pengusaha dan bergerak di bidang Sumber Daya Mineral. Dia berpasangan dengan tokoh muda sekaligus politisi PDIP, Roy Tei Seran.
Ada juga incumbet Stefanus Bria Seran. Sang petahana dikabarkan bakal berpasangan dengan Anggota DPRD Malaka Wandelinus Taolin untuk maju di Pilkada Desember mendatang.
Melihat hal itu, salah seorang senior Alumni Seminari Dekenat Malaka (ASDM), Benyamin Mali meminta masyarakat Malaka agar bijak dalam memilih calon pemimpinnya.
“Tiga dari dua pasangan ini adalah anak Malaka Diaspora, (Simon Nahak, Emanuel Bria, Roy Tei Seran) yang mumpuni, baik dari sisi akademik maupun moralitas, serta manajemen pemerintahan. Yang paling kita butuhkan saat ini adalah pemimpin Malaka yang berkarakter moral yang unggul, terutama dalam hal-hal terkait KKN,” kata Benyamin Mali saat dihubungi VoxNtt.com, Rabu malam (24/06/2020).
Benyamin menambahkan, birokrasi pemerintahan hanya soal teknis yang bisa dipelajari dalam perjalanan kerja nanti. Sebab, pemimpin tentu saja akan dibantu oleh semua sumber daya ASN yang ada di Malaka.
“Karena tugas memimpin daerah bukan tugas individual seorang Bupati, tetapi suatu tugas kolektif seluruh perangkat daerah di bawah kepemimpinan Bupati,” terangnya.
Petahana Sebaiknya Tak Maju
Menurut Benyamin, keikutsertaan sang petahana Stefanus Bria Seran memang hak konstitusionalnya.
Meski begitu, menurut Benyamin, petahana sebaiknya tidak lagi maju dalam Pilkada Malaka Desember 2020 nanti.
Ia beralasan, dari sudut pandang manajemen pemerintahan, Bupati Stefanus tidak mampu mengelola pemerintahan dengan baik.
Kata dia, ketidakmampuan itu tidak hanya seturut prinsip-prinsip manajemen pemerintahan, tetapi juga dari sudut pandang moralitas kepemimpinan.
“Bukti sudah sangat banyak kalau mau dikemukakan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih ruwet dan rumit. Singkat saja, menurut saya, beliau cukup satu periode demi Malaka yang hebat di masa depan,” ujar Benyamin.
Ia menambahkan, di bawah kepemimpinan Bupati Stefanus sudah ada kasus dugaan korupsi.
Tidak hanya itu, kata dia, penempatan sumber daya di semua bidang pemerintahan sarat nepotisme.
Untuk itu, sebagai putra daerah Malaka, Benyamin berpesan agar masyarakat lebih jeli melihat dan memilih bakal calon pemimpinnya lima tahun mendatang.
Pertama, kata dia, masyarakat harus pandai menjatuhkan pilihan. Sebab pilihan rakyat secara cerdas menentukan nasib Malaka lima tahun ke depan.
Kedua, lanjut Benyamin, masyarakat jangan takut terhadap segala bentuk intimidasi.
Ketiga, masyarakat harus berani mengambil sikap yang berbeda dari biasanya dengan tidak memilih pemimpin yang tidak amanah bagi Malaka.
Keempat, masyarakat jangan tergiur dengan segala bentuk permainan uang dan janji-janji manis dengan berani mengatakan “tidak” terhadap semua itu.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Ardy Abba