*) Puisi-Puisi Sonny Kelen
Perempuan Berkebaya
Adalah seorang perempuan
Yang berjalan menepih pada riuknya zaman
Melihat sisi kehidupan pada sebuah ketidakpastian hari
Gigegamnya sguni[1] dan menukarkannya pada dilema pilihan
Yang harus menjadi permenungan masa kini
Adalah seorang perempuan
Mendiami ketakberdayaan aturan
Meminang jumpa putih-memutih
Bibir pantai Lamalera
Meskipun gelisah dan membelegu ego
Dengan kepatuhan semata dan meratapi pengertian mereka
Pada sekeping hati yang hancur
Adalah seorang perempuan
Masih dengan ruas tulang yang lengkap dibilang
Sebab nadinya berdenyut darah
Para pemburu nafkah
Kencang menderam jauh
Mencari kedamaian hati
Tuk hindari keputusan yang timpang
Dan nilai-nilai religi mengibahkan jiwa
Para yatim dan piatu
Janda dan jelata yang dipeliharanya dipingir jalan ibu kota
Adalah seorang perempuan
Berjiwa ksatria dan bertubuh malaikat
Saat berada dipersimpangan malam
Memilih sendiri dengan setia
Sepanjang hari dan hari
Sudah tentu kau mengenalnya
Bahkan begitu mengingatnya
Perempuan berkebaya ulung
Dari negerimu piring matahari
Berisik Sunyi
Sudah kutahu kesibukanmu segala
Riuh hujan di langit
Tenang kemarau di bumi
Setelah telunjung yang penuh keraguan berulangkali
Mengecak nikmat dan setia
Mengingatkan bahwa percikan anggur
Yang jatuh dalam ricikan dan tumpuhan sepanjang jalan
Menciptakan kesunyian yang tumbuh dalam ingatan
Mengekalkan namamu sekian berisik
Seperti dendan seorang musuh yang diam menepuk dada
Sudahlah. Aku dalam sepi sebegini gaduh
Di Sudut Amin
Telapak tangan-Mu abadi
Menyimpan duka penuh semoga
Dalam rahasia yang menganyam sejumlah anak panah
Dari garis-garis hujan ke dasar hati
Demikianlah pengampunan
Kematian telah jadi kehidupan dan tiada pernah melayang lagi
Di sudut amin setiap doa domba-domba-Mu
Maria
Salam Maria Penuh rahmat
Tuhan sertamu
Adalah jalan panjang penuh rahmat
Dari Nazaret menuju Betlehem
Setiap salam yang panjang
Memuji dan mengagumi cantikmu
Menghitung jejak nama dan harap
Seperti apa saja yang lain
Dalam lingkaran tak berujung
Daraskan rindu bersama selama menuju terang penjelasan
Mengapa harus memilih engkau
Maria, semoga engkau kekalkan setiap doa yang merdu
Di telingamu hingga badai di pundakku
Tak lagi kupikul selama kutempuh jalan ini
Hingga tiba waktuku pulang
Ke tempat yang kita rindukan bersama
*Penulis sekarang tinggal di Unit Gabriel Ledalero Maumere, Aktif menulis puisi dan cerpen di media lokal dan online
Daftar Kata
[1] Tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional di Desa Lamalera, kecamatan Wulan Doni, Kabupaten Lembata, NTT.