Borong, Vox NTT-Semumlah mahasiswa tergabung dalam Aliansi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Manggarai mendatangi kantor DPRD Manggarai Timur, Kamis (02/07/2020).
Mereka mendatangi kantor itu usai melakukan audiensi dengan Bupati Matim Agas Andreas di ruang rapat kantor bupati.
Terpantau saat menuju kantor DPRD, massa aksi didampingi anggota Keolisian Resort (Polres) Manggarai Timur dan beberapa anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP).
Baca: Emas Kami adalah Alam, Emas Kami adalah Kehidupan
Saat tiba di depan kantor DPRD, mereka melakukan orasi secara bergantian. Namun anehnya tidak satu pun anggota DPRD berada di kantor. Hanya tampak beberapa pegawai kantor.
“Tadi pagi ada satu anggota DPRD pa Ustad Jemain ada di kantor tetapi mereka sudah pulang,” ujar sumber VoxNtt.com.
Lantas tak bertemu anggota DPRD, massa aksi pun mengungkapkan kekecewaannya. Mereka menilai DPRD takut untuk berdialog dengan mahasiswa.
“Saya menduga ini sengaja didesain oleh anggota DPR, entah alasan apa, kami tidak juga tahu,” ujar Ketua PMKRI Ruteng, Hendrikus Mandela
Hingga saat ini kata dia, DPRD Matim belum menyatakan sikap secara kelembagaan terkait rencana pembangunan pabrik semen dan penambangan batu gamping di Desa Satar Punda.
Baca: Bupati Agas Andreas: Tidak Semua Warga Luwuk-Lolok Kerja di Pabrik Semen
“Patut dipertanyakan bahwa ada apa di balik ini semua? Harusnya DPR yang menjadi garda terdepan dalam menyikapi persoalan pabrik semen dan tambang batu gamping di Desa Satar Punda itu. Sebab mereka adalah wakil rakyat. Kan aneh sekali, wakil rakyat kok melempem,” katanya.
“Sudah atau tidak mereka membentuk pansus untuk mengkaji persoalan ini? Jangan sampai DPR menjadi mitra bisnis, entah dengan siapa. Ini dugaan saya,” tambah Mandela.
Menanggapi tuntutan massa aksi, Sekretaris DPRD (Sekwan) Nikolaus Tatu mengatakan semua anggota dewan tengah melakukan tugas di luar kota.
“Perlu kami informasikan jadi sedianya kemarin semua anggota dewan hadir di sini karena informasinya teman-teman mau tatap muka dengan DPRD mereka tunggu sampai sore kemarin (Rabu 1/7),” kata Nikolaus di hadapan massa aksi.
“Hari ini teman-teman anggota DPRD ada keluar semua. Kami dari sekretariat menyatakan permohonan maaf yang setinggi-tingginya karena memang sedianya kemarin sore,” tambahnya.
Baca: Bupati Agas Andreas: Pabrik Semen Ini Jadi Potensi Pariwisata Juga
Dikatakan pihaknya tidak mendapat informasi terkait penundaan untuk aksi unjuk rasa oleh PMKRI dan GMNI.
Ia menambahkan, apabila ada aspirasi yang disampaikan ke DPRD pihaknya meminta untuk dititip dan nantinya akan diberikan kepada pimpinan dan anggota DPRD.
“Karena tidak ada satu pun anggota DPRD di sini mereka lagi turun ke lapangan semua,” katanya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba