Hitam dan Lelap

Air berjatuhan dari langit

Memupuk gelebah menjadi subur

Membiaskan pandang mata

Menjebakku dalam nyenyat yang rindang

Kesunyian yang tersemai

Menghitam dan lelap

Sungguh begitu gelap

Menjamah sukma

Menyisakan cedera

Bagai kapas berterbangan

Rapuh dan tak berdaya

(Barito Kuala, 9 Juni 2020)

 

Anak Kecil

Denting uang berjatuhan

Memecah kesunyian yang lebat

Di balik jendela aku terpaku

Dari kejauhan anak kecil menantang waktu

 

Tubuhnya lunglai seperti daun rapuh

Menerjang nasib yang sulit

Tanpa menghiraukan badan

 

Namun sayang,

Aku bagai patung yang membisu,

Hanya bisa menatap

Tanpa mampu beranjak

Mengikuti jejak mungil itu tanpa ragu

(Barito Kuala, 9 Juni 2020)

 

Sila Perkasamu

Puluhan tahun Indonesia merdeka

Berkat kesaktian tumpuannya

Pancasila berdaulat, bangsa selamat

 

Larik sederhana di setiap silanya

Melimpah berbagai makna

Tak lapuk dimakan usia,

Tak pudar disapu zaman

 

Sila perkasamu

Akan selalu berkobar

Dipupuk oleh keselarasan

Tanpa membedakan keberagaman

Menyatukan perbedaan

 

Wangi semerbak tiap larikmu,

Akan dikenang sepanjang masa

Hidup dalam anak cucu bangsa.

(Barito Kuala, 9 Juni 2020)

Tentang Penulis

Ainun Jariah, lahir di Barito Kuala, 4 April 1999. Putri sulung dari pasangan Sugianto dan Jubaidah. Ia Alumni SDN Puntik Tengah (2005-2011), SMPN 1 Mandastana (2011-2014), SMAN 1 Mandastana (2011-2017), dan melanjutkan pendidikannya pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Karyanya termuat dalam Antologi puisi 100 Hari Jadi yang diterbitkan oleh CV Jejak (2018) dan kumpulan puisi Menuang Kenangan (2018).  Ia juga pernah menjadi peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional Pena Persma Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika UIN Sumatra Utara (2019). Surel: ainun.ainun.jariah04@gmail.com, Instagram:  nunj___