Ruteng, Vox NTT – Partai Golongan Karya (Golkar) belum menentukan arah dukungan pada Pilkada Manggarai 9 Desember mendatang.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena saat pembukaan Musda X DPD II Partai Golkar Kabupaten Manggarai, Selasa (28/07/2020).
“Proses survei sementata berjalan, nanti hasilnya tergantung survei dan pertimbangan lainnya. Itu keputusan DPP Partai Golkar nanti,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, semua bakal pasangan calon di Manggarai memiliki kedekatan secara personal dengannya.
Namun ia menegaskan keputusan partai harus dilakukan secara obyektif dan profesional. Keputusan dukungan nanti tentu saja sesuai dengan mekanisme di Partai Golkar.
“Secara personal saya dekat dengan mereka semua. Keputusan partai itu akan dilakukan secara obyektif dan ketat. Tidak berdasarkan like dan dislike, semuanya berjalan sesuai mekanisme partai,” katanya.
Laka Lena Mengaku, DPD I Partai Golkar Provinsi NTT sangat terbuka untuk semua pihak.
Bahkan setelah penetapan nanti, ia berjanji akan menjelaskan semua alasan di balik keputusan tersebut.
“Kita akan menyelesaikan ini secara musyawarah mufakat yang baik untuk kepentingan Partai Golkar dan kepentingan masyarakat Manggarai,” ujarnya.
Ia juga meminta agar dalam melakukan aktivitas politik tidak melakukan reaksi yang berlebihan dan tidak melukai perasaan orang lain, namun harus dilakukan secara damai.
Ia juga meminta kader Golkar untuk tetap solid. Sebab Partai Golkar kata dia, harus mendukung orang dalam kekuatan penuh. Jangan sampai di Golkar ada yang tercecer.
Ia menambahkan, terkait dengan Pilkada Manggarai ini tentu dari tiga pasangan calon yang mendaftar, Partai Golkar memutuskan satu.
Sebab itu ia meminta agar apapun keputusan partai tidak bepengaruh dengan komunikasi maupun kebersamaan yang sudah dibangun selama ini.
“Perbedaan politik itu biasa tapi tidak mengurangi komunikasi dan persaudaraan kita. Itu yang diharapkan. Kita harus tetap membangun komunikasi yang baik, karena politik itu sesaat tetapi persaudaraan dan kebersamaan itu selamanya,” ujarnya.
“Karena kita tidak tahu, bisa saja orang yang berbeda politik dengan kita saat ini suatu saat akan menjadi orang yang sangat kita butuhkan, begitupun sebaliknya. Jadi kita jalani secara Happy-happy saja, jangan berpikir kita itu berbeda pendapat sampai mati,” tambahnya lagi.
Dalam Pilkada jelas dia, dinamika itu perlu tetapi harus saling menjaga hubungan dan privasi satu sama lain. Kerena politik Pilkada ini hanya sementara saja.
Sementara Ketua terpilih DPD II Partai Golkar Kabupaten Manggarai Yoakim Y. Jehati mengaku siap mengikuti keputusan partai.
Sebab keputusan partai menurut dia, melalui proses yang cukup panjang dan obyektif.
“Tentu keputusan partai nanti melalui pertimbangan yang matang, dan yang pasti harus menang. Kami siap,” ujarnya.
Apalagi tantangan pertama yang akan dia hadapi saat menjadi orang nomor satu Partai Golkar di Manggarai adalah Pilkada 9 Desember mendatang.
“Ujian terbesar untuk saya adalah Pilkada. Kalau Golkar kalah dalam Pilkada mendatang berarti itu kegagalan pertama saya,” katanya.
Sebagai pimpinan partai ia mengajak seluruh kader Partai Golkar agar sama-sama bersabar dan menahan diri siapa kandidat yang diusung.
“Ketika sudah ada keputusan kita gas. Kader harus mampu menahan diri, ke mana arah Partai Golkar saya berharap tiidak ada yang tercecer karena kemenangan Golkar adalah kemenangan kita bersama,” katanya.
“Mari kita sama-sama mendayung partai ini untuk kejayaan kita bersama,” tambahnya lagi.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba