Ende, Vox NTT- Penerapan pembelajaran di luar sekolah akibat Covid-19 perlu dievaluasi secara seluruhnya. Selain mempengaruhi perkembangan akademik anak, sistem pembelajaran macam itu justru membuka kelonggaran siswa bermain bahkan berjudi secara bebas.
Alih-alih belajar di rumah, para siswa malah mengisi waktu itu untuk bermain dan berjudi. Hal itu lantaran kurangnya pengawasan orang tua ataupun guru atas pergaulan anak.
Di Kabupaten Ende, NTT misalnya, belakangan ditemukan sejumlah pelajar bermain bebas di salah satu warnet pusat kota Ende. Ada yang bermain sepeda, bermain game bahkan sebagian lain tampak bermain judi domino.
Aktivitas para siswa ini justru dilakukan saat jam-jam produktif yang sesungguhnya jam proses pembelajaran.
DD (11), siswa dari salah satu sekolah dasar di Ende mengatakan selama ini proses belajar mengajar dilakukan di rumah-rumah guru. Ia menyadari bahwa proses pembelajaran itu tidak dilakukan di sekolah akibat pandemi Covid-19
“Ya, di rumah guru tidak ada tempat bermain. Main disini kami,” kata dia sambil memutar sepedanya di halaman warnet, Sabtu (01/08/2020) pagi.
Bocah berkulit putih dan beberapa teman sejawatnya mengaku datang ke warnet hanya ingin bermain game online dan bermain sepeda. Mereka membantah adanya gelar judi online dan judi domino.
“Kalau (judi) domino, itu mereka. Kakak-kakak SMP, kami main game saja,” ucap dia.
Hal serupa juga ditegaskan FR (10), siswa yang kini duduk di bangku kelas 4 salah satu sekolah dasar ternama di Ende.
“Tidak pak, kami tidak berjudi. Kami hanya main sepeda dan game saja,” sambung dia saat itu pula.
Tak jauh dari situ, tampak sekelompok siswa sekolah menengah duduk melingkar. Mereka terlihat sedang asyik bermain domino.
Beberapa di antaranya tampak memegang uang kertas seribu dan dua ribu sebagai taruhan. Ketika ditanya wartawan, para pelajar itu berdalih tidak sedang berjudi.
“Tidah judi om, tidak. Ada sanksi lain om, bukan judi uang,” kata salah seorang dari mereka.
Beberapa saat kemudian, para pelajar itu kabur dan menghilang. Tak cuma itu, sejumlah anak lain juga pergi dari tempat itu.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba