Betun, Vox NTT-Fortune mengumumkan lagi daftar 500 perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia atau Fortune Global 500 tahun ini.
Di antara 500 nama perusahaan itu, tidak ada lagi nama PT Pertamina (Persero). Padahal, pada tahun lalu, perusahaan milik negara ini berada di peringkat 175. Perusahaan ini ketika itu menjadi satu-satunya perusahaan dari Indonesia yang masuk daftar Fortune.
Gara-gara terdepak dari daftar Fortune Global 500, komentar Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia langsung ditujukan kepada Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Menurut Tengku, hal itu menunjukkan kalau Ahok tidak benar-benar hebat alias gagal memimpin Pertamina.
“Kata siapa Ahok hebat…?” kata Tengku melalui akun Twitter @ustadtengkuzul.
Tengku menilai mantan gubernur Jakarta itu sebenarnya hanya besar di pemberitaan media massa dan juga karena dapat dukungan dari buzzers. Dia kutip ibarat kata pribahasa Melayu: nafsu besar tenaga kurang.
“Gaji selangit, prestasi ambyar… Heehhh…” demikian dikatakan Tengku dalam akun Twitter.
Sejauh ini, Ahok belum memberikan tanggapan atas komentar Tengku.
Dilansir dari Suara.com, VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman melalui keterangan tertulis mengatakan tetap optimistis Pertamina bisa kembali meningkatkan kinerja perusahaan supaya bisa kembali masuk daftar Fortune Global 500.
Dia mengatakan 2020, Pertamina memang tidak terdaftar dalam pemeringkatan Fortune Global 500. Tetapi dengan total pendapatan mencapai 54,58 miliar dollar AS, kinerja Pertamina menyamai perusahaan dunia yang menempati posisi 198, yaitu Nippon Steel Corporation dengan pendapatan 54,45 miliar dollar AS.
Sementara itu, dilansir dari fajar.co.id, tokoh aktivis Papua, Natalius Pigai berkomentar bahwa penurunan prestasi Pertamina tersebut akibat salah kelola BUMN oleh pemerintah. Pigai menilai pemerintah tidak cermat dalam menempatkan orang pada jabatan strategis.
“Fadroel Rachman jadi komisaris utama Adhi Karya, (perusahaan) nyaris bangkrut (Fadroel)) dihadiahi (jadi) jurubicara presiden,” ujar Pigai di akun Twitternya, Senin (17/08/2020).
Dia pun menyinggung soal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ditunjuk pemerintah menjadi komisaris utama Pertamina.
Katanya, apakah setelah Pertamina menurun prestasinya lantas Ahok akan mendapat jabatan lain.
“Ahok komisaris utama (Pertamina). Pertamina dìdowngraded, bisa saja (Ahok) dihadiahi menteri,” katanya lagi.
Sambungnya, Presiden Jokowi pun perlu merenung sejenak untuk menentukan arah BUMN ke depan. Terlebih, Indonesia tengah merayakan HUT ke-75.
“Apakah Negara kita dipimpin oleh personality disorder or megalomania? Renung Pak Jokowi,” pungkasnya.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi