Kefamenanu, Vox NTT-Selama bulan Januari hingga Agustus 2020, Pengadilan Agama Kefamenanu, Kabupaten TTU sudah menangani 4 gugatan perceraian.
Jumlah tersebut dinilai menurun dari tahun 2019 yang mana terdapat 10 perkara perceraian.
“Kalau dibanding tahun lalu sepertinya ada penurunan sedikit, tapi enggak (tidak) tahu sampai akhir tahun bisa saja bertambah,” jelas Juru Bicara Pengadilan Agama Kefamenanu Zuhairi Bharata Ashbahi saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Rabu (26/08/2020).
Zuhairi menjelaskan, hingga saat ini, gugatan perceraian paling banyak diajukan oleh para istri terhadap suaminya.
Itu dengan alasan tidak diberi nafkah, kekerasan dalam rumah tangga hingga tidak adanya lagi komunikasi yang baik antara pasangan suami istri tersebut.
“Ada beda istilah, kalau pihak perempuan yang ajukan itu namanya cerai gugat tapi kalau laki-laki yang ajukan itu namanya cerai talak,” jelasnya.
Lebih lanjut Zuhairi menjelaskan, pasangan suami-istri yang mengajukan gugatan cerai berkisar antara 27 tahun hingga 40 tahun.
Menurutnya dalam setiap proses persidangan gugatan perceraian, pihaknya sudah berupaya melakukan mediasi.
Namun sayangnya mediasi tersebut selalu gagal dan berakhir dengan perceraian.
“Saya dinas di sini sejak awal tahun 2019, setiap perkara (gugatan perceraian) selalu kita mediasi tapi memang belum ada yang berhasil, kemarin 1 (pasangan) itu harapan kita berhasil (dimediasi) supaya rukun kembali tapi enggak berhasil juga,” akunya.
Zuhairi pada kesempatan tersebut mengakui angka perceraian di Kabupaten TTU hingga saat ini masih terbilang sangat rendah dibanding daerah lainnya.
Ia menilai hal tersebut disebabkan masih tingginya tingkat keharmonisan dan juga budaya memaafkan.
Sehingga jika sampai terjadi perceraian, jelasnya, hal tersebut merupakan solusi terakhir yang diambil oleh pasangan suami istri.
“Di sini angka perceraian kecil sekali, kalau ada pun kecil, yah syukur masyarakat mungkin sudah mengetahui tanggung jawabnya masing-masing sehingga rumah tangga berjalan baik dan juga budaya memaafkan yang selalu dikedepankan saya kira itu hal yang positif sekali,” ujarnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba