Ruteng, Vox NTT – Salah satu partai politik pengusung pasangan Deno Kamelus – Victor Madur atau paket Deno-Madur pada Pilkada Manggarai 2015 adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun kini, partai berlambang bulan sabit kembar itu, berjuang bersama pasangan Herybertus GL Nabit – Heribertus Ngabut (Hery-Heri).
Ketua DPD PKS Kabupaten Manggarai Rustam R Kelilauw mengungkapkan sejumlah alasan. Salah satunya, tak ingin partainya dirugikan lagi.
Ia mengatakan pada Pilkada 2015 lalu, dirinya bersama PKS naik panggung dan menyampaikan janji-janji kampanye kepada masyarakat Manggarai. PKS berusaha meyakinkan basisnya untuk memilih pasangan tersebut.
Namun setelah menang, sebagian besar janji kampanye itu tidak terwujud. Masyarakat pun menghakimi partainya sehingga perolehan suara pada Pemilu 2019 menurun jika dibandingkan Pemilu 2014.
“Kami tidak mau dihakimi lagi. Suara PKS pada Pemilu 2015 itu ada 9.000 lebih. Namun pada Pemilu 2019 turun jauh. Hanya 3.000 lebih,” ujar Rustam saat diwawancarai, Senin (31/08/2020).
Hasil evaluasi partai menunjukkan, penurunan drastis perolehan suara disebabkan antara lain karena PKS ikut menyampaikan janji-janji Deno-Madur saat Pilkada tahun 2015. Andai saja janji-janji tersebut terpenuhi, tentu saja PKS turut mendapat kepercayaan masyarakat.
“Lalu kita evaluasi. Mengapa kemudian suara ini menurun? Karena orang merasa PKS harus bertanggungjawab dengan janji-janji politik tahun 2015, PKS ikut naik panggung bersama DM (Deno-Madur),” jelasnya.
Rustam menambahkan, pada Pilkada 2015, PKS bersama partai pengusung Deno-Madur membangun koalisi kerakyatan. Salah satu alasan dibangunnya koalisi kerakyatan adalah pertimbangan kemitraan partai pengusung dengan pemerintah jika mereka menang Pilkada. Namun kemitraan tersebut tidak berjalan sama sekali.
“Itu tidak berjalan dengan baik dan itu tidak ada sama sekali. Saya harus bilang begitu. Tidak pernah ada komunikasi selama empat tahun berjalan,” tegasnya.
Tak adanya komunikasi pun berlanjut hingga saat partai itu membuka pendaftaran bagi bakal calon bupati dan wakil bupati. Deno-Madur tak lagi mendaftarkan diri pada partai itu. Hanya Hery-Heri yang merapat.
Rustam menyebutkan, selama proses penjaringan bakal cabup-cawabup, PKS melakukan evaluasi di basis pemilihnya. Arus bawah menghendaki pergantian kepemimpinan di Manggarai.
“Kita tidak mau melawan kehendak rakyat. Kita mengevaluasi di basis dan basis menginginkan bahwa perlu ada pergantian kepemimpinan,” tutupnya.
Aspirasi akar rumput dipertahankan hingga hirarki tertinggi partai peraih satu kursi pada DPRD Manggarai ini memutuskan untuk mengusung Hery-Heri.
Untuk diketahui, pada Pilkada 2015, PKS bersama Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Demokrat mengusung Deno-Madur. Mereka menguasai 17 dari 35 kursi DPDR saat itu.
Penulis: Igen Padur
Editor: Yohanes