Maumere, VoxNtt.com- Kasus dugaan pemerkosaan terhadap anak di Desa Wolorega, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka belum diselesaikan.
Padahal sudah 4 tahun lebih kasus tersebut ditangani Polsek Paga, di bawah wilayah hukum Polres Sikka.
Ternyata, berkas kasus tersebut dikembalikan Kejaksaan Negeri Maumere sejak Mei 2017 lalu.
“Sudah berproses sampai di sini. Jaksa lakukan penelitian tetapi kami kembalikan ke penyidik pada Mei 2017 lalu,” ungkap Kepala Kejaksaan Maumere, Fahmi melalui Kasi Intel, Cornelis Oematan kepada VoxNtt.com pada Jumat (4/9/2020) lalu.
Berkas dikembalikan lantaran belum lengkap. Yang jelas, pihak Kejaksaan akan memeriksa syarat formil dan materil dari setiap kasus yang diajukan penyidik.
“Syarat formil itu seperti KTP dan TKP. Kalau syarat materil itu saya tidak bisa sampaikan karena saya belum lihat berkas,” ungkapnya.
Pada Juni 2016, berkas perkara diserahkan ke Kejaksaan Negeri Maumere. Pada Mei 2017, Kejaksaan Negeri Maumere mengembalikan berkas atau P19 karena belum lengkap.
Selanjutnya, penyidik kembali melimpahkan berkas ke Kejaksaan. Pihak kejaksaan lantas kembali mengembalikan berkas. Proses pengembalian ini terjadi sebanyak 4 kali diantaranya 1 kali P19 dan 3 kali pengembalian.
Sejak saat itu, penyidik tak kembali menyerahkan berkas ke Kejaksaan. Ditambahkannya, terkait pengembalian SPDP, Cornelis mengatakan pihaknya telah menyampaikan P20 akan tetapi tak dipenuhi.
“Sesuai SOP kami, jika dalam 30 hari P19 tidak dipenuhi kita tagih dengan P20. Kalau dalam 30 hari P20 tidak penuhi kami kembalikan SPDP sehingga secara adminitrasi tidak tunggak di kami,” tandasnya.
Meski telah dikembalikan kasus tersebut bisa diproses kembali apabila penyidik kepolisian melimpahkan kasus tersebut ke Kejaksaan.
Sementara itu, Kapolres Sikka, Sajimin yang dikonfirmasi terpisah mengatakan pihaknya tetap memproses perkara tersebut.
“Proses. Nanti saya gelar dulu,” ungkap Sajimin singkat via pesan WhatsApp kepada VoxNtt com pada Selasa (8/9/2020) lalu.
Kasus dugaan pemerkosaan terhadap E terjadi Maret 2016 lalu. Diduga diperkosa oleh J, warga Welakiro, Desa Wolorega, Kecamatan Paga.
Saat itu, E masih duduk di bangku SD. Saat ini E sedang bersekolah di salah satu SMA.
Sejak peristiwa kelam tersebut, E dan kedua orang tuanya dan anggota keluarga lain terpaksa pindah ke Kuru, Kecamatan Magepanda. Mereka merasa tidak aman karena kerap mendapatkan ancaman.
Penulis: Are De Peskim