Ruteng, Vox NTT – PUTRI masih terbaring lemah di atas tempat tidur. Bocah empat tahun penderita luka bakar itu baru saja dirawat seadanya di biara susteran Hamba-hamba Ekaristi, Nekang, Ruteng, ketika Bripka Andi Dharma Elim Salata mendapatinya pada Kamis, 1 Oktober 2020 lalu.
Bripka Dharma mendapat informasi tentang bocah malang itu dari warga Kelurahan Watu, Kecamatan Langke Rembong yang menampung mereka selama sepekan. Kebetulan anggota Polres Manggarai itu bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di kelurahan tersebut.
Dharma tidak kuasa menahan rasa sedih ketika mendapati Putri bersama Neira adiknya dalam kondisi luka parah.
Baca Juga: “Kami Terpaksa Minta Pulang karena Tidak Punya Uang Lagi untuk Bayar Rumah Sakit”
Kondisi Putri paling parah. Sekujur tubuhnya yang penuh luka ditutup kain tipis. Hanya wajah mungilnya yang terlihat. Luka akibat percikan api terlihat jelas pada seluruh wajahnya. Ia terus menceracau seperti tak sadarkan diri.
Marselinus Gadu (28), ayahnya, menuturkan, kondisi Putri kian parah setelah beberapa hari belakangan mengalami sesak napas disertai diare.
Selain Putri, Neira adiknya juga mengalami luka bakar. Meski tidak separah Putri, Neira mengalami luka-luka pada bagian wajah, dada, dan lengannya. Luka-lukanya masih basah dan mulai mengeluarkan aroma tidak sedap.
Baca Juga: Direktur RSUD Ben Mboi Ruteng: Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri
Saat itu, Neira juga meringis menahan sakit. Lusia Diantri Heni (23), ibunya, berusaha menenangkan si bungsu yang baru berusia dua tahun itu.
Keluarga petani asal Desa Kakor, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat itu tidak punya harapan lagi. Mereka tidak punya apa-apa lagi. Uang yang dibawa dari kampung sudah habis membayar biaya rumah sakit seminggu sebelumnya.
Bripka Dharma meneteskan air mata menyaksikan penderitaan kakak beradik itu. Dalam hati, ia berguman, anak usia dua tahun dan empat tahun tidak kuat menahan rasa sakit yang hebat.
“Melihat Putri dan Neira, saya membayangkan anak-anak saya yang masih kecil. Anak kecil seperti mereka, tidak kuat menahan rasa sakit akibat luka bakar. Sedih sekali rasanya,” tutur Bripka Dharma.
Tergerak oleh belaskasihan, Bripka Dharma mengajak Marsel dan Lusia untuk membawa Putri dan Neira ke RSUD Ben Mboi Ruteng. Namun keduanya berusaha menolak dengan halus.
“Alasannya, mereka tak punya uang lagi. Seminggu sebelumnya mereka terpaksa keluar dari rumah sakit karena kehabisan uang. Mereka merasa berat sekali untuk kembali ke rumah sakit,” tutur Dharma.
Cukup sulit juga meyakinkan Marsel dan Lusia agar kedua putrinya kembali ke rumah sakit. Mereka tidak ingin jika nanti Putri dan Neira harus keluar lagi karena memang sudah tidak punya uang.
Bripka Dharma berusaha terus meyakinkan keluarga itu. Ia mengajak suster-suster untuk mencari bantuan agar bisa membiayai rumah sakit.
“Saya dan suster-suster meyakinkan mereka. Jangan khawatir soal biaya. Nanti kita sama-sama cari uangnya dan itu pasti ada. Berapa pun biaya rumah sakit, pasti ada uangnya,” tutur suami dari Vinsensia Novita Maru itu.
Setelah disetujui kedua orangtuanya, mereka bersama-sama menbawa Putri dan Neira kembali ke RSUD Ben Mboi.
Setiba di rumah sakit, petugas tampak keheranan. Kedua pasien itu, kata petugas, keluar dari rumah sakit atas permintaan keluarga seminggu sebelumnya. Namun Bripka Dharma meyakinkan petugas, pasien butuh pertolongan segera.
“Saat itu petugas bertanya, siapa penjamin yang bertanggungjawab atas semua biaya pasien. Saya bilang ke petugas, saya penjaminnya,” kata Dharma.
Saat itu, petugas RSUD tampak ragu. Namun pria kelahiran Waikabubak, Sumba Barat, 16 November 1985 itu terus meyakinkan petugas.
“Saya bilang, saya siap jadi penjamin. Saya yakin, ada banyak orang baik di belakang saya. Kami sudah mulai menggalang bantuan. Tolong rawat Putri dan Neira sampai sembuh,” ujarnya.
Setelah kedua bocah itu mendapat perawatan, Bripka Dharma berdiskusi dengan suster-suster biara Hamba-hamba Ekaristi dan beberapa wartawan.
Semua sepakat agar penggalangan dana dilakukan dengan cara mengantar langsung ke biara Susteran Hamba-hamba Ekaristi di Jalan Nasution, Nekang, Ruteng.
Bagi donatur yang tidak bisa menyerahkan langsung sumbangannya, bisa ditransfer melalui nomor rekening BNI 0695215743 atas nama Andi Darma Elim Sallata.
Untuk mendapatkan informasi donasi dan perkembangan keadaan pasien, bisa menghubungi Bripka Dharma melalui nomor seluler 082144161359.
Upaya tersebut ternyata membuahkan hasil. Benar kata Dharma, ternyata banyak orang-orang baik yang tergerak hatinya.
Kapolres Manggarai AKBP Mas Anton Widyodigdo langsung datang ke rumah sakit. Selain menyisihkan bantuan, ia juga menguatkan keluarga pasien. Anton juga mendukung upaya anggotanya untuk kawal pasien hingga sembuh.
Donasi lain pun berdatangan dari para penyumbang. Ada yang langsung mendatangi biara dan rumah sakit, melalui rekening, dan melalui kotak peduli yang digerakkan komunitas pemuda di kota Ruteng.
Penulis: Yohanes