Mbay, Vox NTT – Sebanyak 15 wanita berusia 15-18 tahun dengan pakaian putih hitam mendatangi Kantor DPRD Nagekeo, Senin (12/10/2020). Selama lebih dari empat jam, mereka menguasai ruang sidang paripurna.
Mereka mengambil alih palu sidang dan menyelenggarakan rapat dengan agenda kesetaraan gender dan partisipasi anak dalam pembangunan Kabupaten Nagekeo.
Ke-15 wanita remaja ini bersidang sungguh-sungguh melalui program sehari jadi pemimpin untuk memperingati hari anak perempuan sedunia yang diselenggarakan oleh Yayasan Plan International Indonesia (YPII) Area Flores.
Sidang dipimpin oleh Karmelita Ani sebagai Ketua DPRD dan didampingi Theresia Prastika Eka Una sebagai Wakil Ketua I DPRD dan Veronika Dhema sebagai Wakil Ketua II serta dihadiri 12 anggota. Rapat yang dimulai sejak pukul 10.00 Wita sampai pukul 14.27 Wita itu layaknya rapat para wakil rakyat sesungguhnya.
Setelah melewati proses yang alot, mereka akhirnya memutuskan empat hal penting yang selanjutnya menjadi rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Nagekeo. Rekomendasi disampaikan melalui Wakil Ketua I DPRD Nagekeo Yosafus Dhenga dan anggota Thomas Mega Maso dan Odorikus Goa Owa.
Adapun empat hasil keputusan sidang, yakni pertama, menyelenggarakan Musrenbang Anak mulai tingkat desa sampai kabupaten. Musrenbang Anak merupakan bentuk pemenuhan hak partisipasi anak dan bagian dari pelaksanaan Perda Kabupaten Nagekeo nomor 2 tahun 2016.
Pasal 4 dan pasal 14 Perda tersebut mewajibkan pemerintah untuk memperhatikan dan mengakomodir pendapat anak yang disampaikan melalui forum partisipasi anak. Forum partisipasi anak harus di atur dalam regulasi teknis supaya dapat dilaksanakan mulai dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten.
Kedua, membentuk Forum Anak Desa (Forades) di 68 desa/kelurahan dan revitalisasi Forades di 45 desa/kelurahan sebagai ruang partisipasi anak. Pemerintah desa wajib membuat regulasi teknis sebagai dasar untuk menganggarkan sekaligus melaksanakan kegiatan tersebut.
Ketiga, perlu adakan penguatan kapasitas anak di tingkat desa/keluarahan, kecamatan, dan kabupaten. Aktifitas dan beban angaran bisa direncanakan dan diangarkan melalui APBDes masing-masing desa/kelurahan dan APBD melalui OPD terkait perlindungan anak dan perempuan.
Penguatan kapasitas tersebut meliputi bidang organisasi dan kemasyarakatan dalam forades, kesehatan reproduksi dan pencegahan pernikahan anak, internet sehat dan pencegahan pergaulan bebas, dan hal lain yang kontekstual dan penting bagi perkembangan dan perlindungan anak.
Keempat, membangun dan menyediakan panti rehabilitasi korban kekerasan dalam bentuk Rumah Aman. Perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan perlu direhabilitasi secara baik agar bisa kembali ke dalam keluarga dan masyarakat tanpa depresi. Kegiatan ini bisa menjadi tanggung jawab dari Pemkab Nagekeo melalui Dinas Sosial.
Untuk mewujudkan empat rekomendasi tersebut, mereka meminta DPRD Nagekeo untuk mendukung melalui pengalokasian APBD bersama eksekutif.
Wakil Ketua I DPRD Nagekeo Yosafus Dhenga mengapresiasi kepiawaian wanita-wanita remaja, generasi penerus daerah itu. DPRD, kata dia, siap memperjuangkan aspirasi perempuan dan anak yang tertuang dalam empat rekomendasi itu.
Ia menambahkan, perempuan dan anak saat ini tidak boleh lagi dipandang sebelah mata. Menurutnya, wanita memiliki energi yang sangat besar untuk membangun dan menggerakkan peradaban manusia.
“Fakta ini didukung dalam idiom atau ungkapan yang berbunyi strong women, strong nation,” kata Dhenga.
Eka Hadianto dari Plan International Indonesia Area Flores mengatakan kegiatan sehari jadi pemimpin dilakukan setiap kali memperingati hari anak perempuan sedunia.
Untuk Kabupaten Nagekeo, kegiatan serupa sudah dua kali dilaksanakan. Sebelumnya, pada tahun 2017, seorang anak perempuan mengambil alih kursi Bupati Nagekeo dalam program sehari menjadi bupati.
Kali ini, terdapat 15 perempuan belia terpilih sebagai anggota DPRD Nagekeo sehari. Ke-15 wanita belia ini dipilih berdasarkan dari 67 peserta di seluruh Kabupaten Nagekeo.
“Mereka dipilih berdasarkan hasil seleksi Plan International Area Flores. Panitia melakukan seleksi berdasarkan hasil presentasi melalui video vlog dan essay test dari 67 peserta di seluruh Kabupaten Nagekeo,” kata Eka.
Penulis: Patrick Romeo Djawa
Editor: Yohanes